Tri Susanti yang dikenal sebagai Mak Susi saat ini menjadi viral di media sosial (medsos) lantaran aksinya di Asrama Papua Jalan Kalasan Nomor 10, Kota Surabaya. Mantan Caleg DPRD dari Partai Gerindra Dapil 3 Surabaya itu menjadi perbincangan banyak warganet setelah mengetahui Tri Susanti merupakan salah satu saksi Badan Pemenangan Nasional (BPN) saat sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, beberapa waktu lalu. Susi diketahui pernah menjadi caleg Gerindra dan merupakan calon legislatif DPRD Surabaya dapil III nomor 8 dari Partai Gerindra.
Tri Susanti menjadi korlap dalam aksi pengusutan kasus dugaan pembuangan dan perusakan bendera Merah-Putih di asrama mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan, Surabaya. Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengaku tidak mengetahui ada kader Gerindra yang menjadi korlap dalam hal ini. "Saya nggak pernah tahu itu," ujarnya setelah mendatangi AMP di Jalan Kalasan, Surabaya, Rabu (21/8/2019). Namun Fadli menegaskan pihaknya akan menginvestigasi apa dan bagaimana keterlibatan Mak Susi. "Nanti akan kita investigasi," katanya.
Tri Susanti meminta maaf terkait adanya salah satu oknum yang meneriakkan kalimat rasis dalam aksi di asrama Papua. "Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan itu," kata Susi. Susi menjelaskan, alasannya mendatangi asrama mahasiswa Papua adalah hanya untuk membela Merah-Putih, yang isunya dirusak hingga dibuang. "Kami ini hanya ingin menegakkan bendera Merah-Putih di sebuah asrama yang selama ini mereka menolak untuk memasang. Jadi ini bukan agenda yang pertama kali," imbuh Susi.
Selain itu, Susi menegaskan pihaknya tak mengusir mahasiswa. Dia hanya ingin bendera Merah-Putih dapat berkibar di asrama. "Jadi kami tidak berkeinginan mengusir mereka. Kami hanya ingin di asrama tersebut ada bendera Merah-Putih. Tujuan utama kita hanya fokus untuk memasang bendera Merah-Putih saja," lanjutnya. "Kalau dibilang bahwa masyarakat Surabaya terjadi bentrok atau ada teriakan rasis, itu sama sekali tidak ada. Jadi kami hanya selama bendera Merah-Putih berkibar dan tujuan kami hanya itu dan kami mohon juga kepada rekan-rekan bawa ormas dan masyarakat Surabaya hanya untuk Merah-Putih," pungkasnya. - Detik