Kariernya dimulai ketika gagal dalam seleksi pendidikan AKABRI karena terlambat mendaftar masuk ke pendidikan penerbang di Curug. Merasa berat untuk meminta uang kuliah dari Ibunya yang single parent, Ia nekat mewawancarai anggota Koes Plus, Tonny Koeswoyo dengan peralatan seadanya. Beruntung, Tonny dengan rendah hati mau melayani permintaannya. Artikel tersebut ia kirim ke Berita Yudha Sport & Film. Hasilnya, sepekan setelah itu, tulisannya yang berjudul ‘Sejarah Koes Bersaudara’ dimuat sebagai headline di koran tersebut. Ia kemudian direkrut untuk menulis di rubrik Seni Budaya. Mengetahui hal ini, Tonny Koeswoyo memberinya referensi untuk mewawancarai Panbers.
Wawancaranya dengan Panbers dikirimkan ke Aktuil. Dari Aktuil, ia mendapat nama alias Bens Leo. Kariernya terus menanjak Rasela, Gipsy, Barong’s Band, juga liputan tentang Festival Lagu Pop Indonesia. Bahkan pada tahun 1974, ia mulai ditunjuk sebagai anggota Dewan Juri Festival Lagu Pop Indonesia yang bermuara di World Popular Song Festival di Tokyo, Jepang. Pada tahun 1976, diundang atas nama pribadi dan AKTUIL sebagai satu-satunya wartawan musik Indonesia yang meliput World Popular Song Festival Tokyo, Jepang 1976, mendampingi Guruh Soekarnoputra, Grace Simon dan Idris Sardi.
Pada tahun 2000, dirinya diajak oleh Maxi Gunawan, seorang musisi dan pengusaha, untuk membangun kerajaan bisnis media cetak musik, yang kemudian diberi nama NewsMusik. Namun, ia mengundurkan diri pada tahun 2003. Menikah dengan Pauline Endang, di karuniai seorang orang anak, Addo Gustaf Putra. Ia kini berdomisili di Kompleks Cireundeu Permai, Ciputat, Tangerang Selatan. Bens Leo sangat lantang menentang pembajakan di dunia musik. Bagi Bens Leo, masalah ini tidak hanya tentang perusahaan rekaman atau pemerintah, tetapi juga sesama musisi. Maraknya pelanggaran atau pembajakan hak cipta juga dipicu oleh menurunya penjualan karya musik dalam bentuk fisik. Bens Leo meninggal pada 29 November 2021, pukul 08:24 di Jakarta karena sakit.