Cici Gunarsih (19), merupakan salah satu dari lima kontestan Liga Dangdut (LIDA) Indonesia wakil Sulbar yang bakal tampil di studio Indosiar, Jakarta, Minggu (25/02/18) di Indosiar. Cici, panggilan akrabnya. Ia lahir di sebuah kampung kecil di lingkungan Tamasapi, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, 11 Agustus 1998 dari pasangan Ruslan dan Hanapia. Putri ketiga dari tujuh bersaudara ini menamatkan pendidikan dasarnya di SD Inpres Tamasapi tahun 2011, lalu selesai SMP Negeri 2 Mamuju tahun 2014, kemudian menyelesaikan pendidikan menegah atasnya di SMA Negeri 1 Mamuju tahun 2017. Setelah tamat di SMA Negeri 1 Mamuju, Cici pun melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Kini, Cici telah tercatat sebagai mahasiswa semester II Fakultas Ilmu Komputer di Kampus Universitas Tomakaka (Unika) Mamuju.
Di kampus itu, Cici juga ikut dan aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Nama Organisasinya adalah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Saat menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Pertama, Cici tinggal di rumah keluarganya. Sebab, orang tuanya tinggal di Tamasapi, sebuah kampung kecil kelahirannya itu, yang jaraknya sekitar 2 Km di atas air terjun Tamasapi. Lumayan jauh dari Ibukota. “Waktu masih SMP saya sempat tinggal di rumahnya Tante dan pindah lagi ke rumah om sampai sekarang. Jarak dari rumah om ke sekolah pun masih sangat jauh. Penuh perjuangan dengan berhari-hari saya lewati dengan semangat yang besar,” kenang Cici. Singkatnya, seusai SMA, sebenarnya Cici juga punya kesempatan untuk kuliah di perguruan tinggi terkemuka, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Kala itu, Cici mendapat mendapat kesempatan untuk masuk jalur undangan khusus untuk kuliah di salah satu kampus terkemuka di Indonesia bagian Timur ini. “Tapi karena faktor ekonomi keluarga yang kurang mampu sehingga tidak memenuhi undangan tersebut dan hanya sampai pada verifikasi tahap 1. Saat itu sempat putus harapan, namun keluarga meyakinkan kalau pasti ada rencana Allah yang lebih baik untuk saya,” cerita Cici dengan mata berkaca-kaca.
Semasa sekolah, Cici juga punya segudang prestasi yang membanggakan orang tua dan keluarga besarnya. Ia pernah menjadi Putri SMANSA pada tahun 2015. Kemudian, jadi Duta Museum Sulbar di Bali di tahun yang sama, 2015. Ia juga pernah menyandang juara 1 lomba pidato bahasa Inggris tingkat Kabupaten, serta menjadi juara satu cerdas cermat 4 Pilar Kebangsaan MPR RI tingkat Kabupaten pada tahun 2016 lalu. Di bidang dunia tarik suara, berbagai prestasi pun diraihnya. Pernah menjadi finalis tangga bintang TVRI Sulbar tahun 2015 dan 2016, finalis star voice IV 2016, dan juara 1 band aacoustik/vocalist pada FSL2N tingkat kabupaten pada tahun2016. “Semua itu saya peroleh berkat giat belajar dan bersungguh-sungguh. Motivasi kedua orang tua dan keluarga selama ini sangat memantik semangat saya untuk terus tumbuh belajar dan membanggakan mereka semua,” ucap Cici. Tak hanya itu, untuk membahagiakan keluarganya, ia pun tetap komitmen untuk tumbuh menjadi seorang anak yang religius. Maka tak heran, Cici pernah menjadi juara 1 seni baca alquran pada tahun 2014. Ia memang memiliki suara merdu saat melantumkan ayat-ayat suci Al-qur’an. Pernah, penulis menyaksikan dan mendengarkan suara lembut merdunya saat membaca Al Qur’an di berbagai kegiatan organisasi di Kampusnya. Termasuk, suaranya tak kalah merdu saat bernyanyi lagu religi dan sholawatan.
Kembali ke Liga Dangdut. Sebelumnya, Cici telah melewati tahap audisi yang ketat oleh pihak Indosiar di Mamuju, bulan November 2017 lalu. Berkat suaranya yang merdu, membuat Cici berkesempatan melenggang dari tahap ke tahap hingga 5 besar perwakilan Sulbar. Saat masih dalam tahap audisi, sebenarnya Cici cukup kaget ketika dewan juri menentukan dan mengumumkan lima besar wakil Sulbar. Dirinya benar-benar sadar saat itu, dengan berbagai ragam kemampuan dari peserta lain dalam dunia tarik suara gendre Dandut. Namun, saat tim juri meminta Cici menyanyikan lagu Bulan Diranting Cemara dan lagu Pecah Seribu di tahap pertama, dan tahap 2 menyanyikan Payung Hitam, Dua Kursi dan Sabda Cinta, ditambah dengan tanya jawab dari juri, akhirnya gadis mungil ini dinyatakan lolos mewakili Sulbar. “Saya merasa kaget dan hampir tidak percaya saat itu, karena saya merasa masih memiliki banyak kekurangan dalam berbagai hal. Tapi Alhamdulillah, saya dinyatakan lolos saat itu, dan sangat bahagia rasanya. Tentu itu rejeki dari Allah SWT,” kata Cici dengan rendah hati kepada penulis.
Selain bernyanyi dangdut, gadis berkacamata ini juga senang dengan berbagai gendre musik seperti pop, jaz bahkan lagu-lagu shalawat dan religi lainnya. Ia pun mampu membawakan semua gendre lagu itu dengan nikmatnya. “Sejak kecil saya memang senang mendengar dan melihat seseorang saat beryannyi. Akhirnya, saya terus belajar dan belajar, Alhamdulillah bisa tampil dimana-mana. Ini salah satu cara untuk mengukir kebanggaan bagi orang tua dan keluarga,” katanya lagi. Kini, Cici butuh dukungan dari semua pihak agar dapat mewujudkan cita-citanya itu menjadi wakil Sulawesi Barat. Ia sangat berharap, dukungan yang diberikan warga Sulawesi Barat, memberi kesempatan baginya untuk memberikan kebanggaan bagi Provinsi ke-33 di Indonesia ini. “Cici pasti akan berusaha memberikan yang terbaik untuk Sulawesi Barat. Saya akan memperkenalkan budaya dan pariwisata Sulbar, karena LIDA ini bukan hanya dituntut bernyanyi Dangdut tapi lebih kepada pengetahuan wawasan kebudayaan dan kepariwisataan,” sebutnya. “Olehnya itu, Cici sangat mengharapkan doa dan dukungan dari seluruh keluarga, seluruh masyarakat Sulawesi Barat terutama dukungan pemerintah, baik Provinsi maupun Kabupaten, karena saat Ampil di Indosiar nanti polling sms sangat berpengaruh. Untuk kirim sms dengan cara ketik LIDA CICI kirim ke 97288,” harap Cici.