Jam diperkirakan ditemukan dan digunakan oleh para biarawan untuk memberi tanda waktunya berdoa dengan media lonceng. Baru pada tahun 1500-an seorang tukang kunci dari Jerman menemukan jam rumahan dengan diameter 10 cm sampe 12,5 cm dan ketebalan 7,5cm. Pada akhir abad XVI lonceng mulai dibuat tegak, pada abad XVII mesin jam mulai diberi lapisan kuningan dan diperkaya dengan penutup kaca dan jarum penunjuk menit. Pada 1656, lahirlah Grandfather's Clock [jam dengan lonceng berpendulum] sebagai pengukur waktu. Kemudian perannya sebagai penunjuk waktu handal terganti oleh Kristal Quatrz yg mulai diterapkan pada jam dengan tingkat kesalahan yang sangat minim.
Jam Pasir atau Hourglass terdiri dari dua kaca gembung yg diisi pasir halus [satu diatas satu dibawah] dan dihubungkan oeh pipa sempit. Rata2 menunjukan waktu selama satu jam. Faktor yg berpegaruh dalam penunjukan waktu adalah, volume tabung, jenis kualitas pasir dan lebar leher. Menurut beberapa ahli jam pasir diciptakan di Alexandria sekitar pertengahan abad ketiga. Dimana pada masa itu, orang2 membawa jam pasir kemana2 seperti yg kita lakukan dengan jam skarang ini. Ada juga yang berpendapat di abad 11, ditambahkan juga kompas untuk menunjukkan arah. Pendapat lain, jam pasir pertama diperkirakan muncul pada tahun 1338 berdasarkan lukisan Allegory of Good Government dari Ambrogio Lorenzetti. Catatan yg berhasil ditemukan mengena awal keberadaan jam pasir adalah daftar penerimaan penjualan Thomas de Stetesham di tahun 1335.
Jam Pendulum - Bandul Christiaan Huygens lahir di Den Haag, Belanda, 14 April 1629 – meninggal di Belanda, 8 Juli 1695 pada umur 66 tahun merupakan ahli matematika dan ahli fisika Belanda, Lahir di Den Haag sebagai anak dari Constantijn Huygens. Ahli sejarah umumnya mengaitkan Huygens dengan revolusi ilmiah. Christiaan umumnya menerima penghargaan minor atas perannya dalam perkembangan kalkulus modern. Ia juga mendapatkan peringatan atas argumennya bahwa cahaya terdiri dari gelombang. Tahun 1655, ia menemukan bulan Saturnus, Titan. Selain itu Christiaan Huygens adalah penemu pertama jam pendulum atau jam bandul.
Arloji - Jam tangan adalah penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan tangan manusia. Jam tangan elektrik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1957 di Lancaster, Pennsylvania, Amerika Serikat oleh The Hamilton Watch Co of Lancaster. Penelitian untuk menghasilkan arloji elektrik (digital) tersebut telah dimulai sejak tahun 1946. Namun pada tahun 1969, Hamilton Electric Obsolete menghentikan produksi arloji elektrik tersebut karena telah menemukan teknologi yang lebih canggih sesuai dengan kemajuan zaman. Setelah itu, munculah beberapa merek jam tangan yang masih ada hingga kini. Jam weker atau beker adalah jam untuk kamar tidur yang dilengkapi dengan alarm (lonceng) yang bisa disetel untuk berbunyi pada jam dan menit yang ditentukan. Jam weker dipakai untuk membangunkan orang yang sedang tidur atau sebagai alat pengukur waktu. Hampir semua jam weker memiliki sebuah tombol yang bisa ditekan agar dering lonceng (bunyi alarm) bisa berhenti.
Selain jarum pendek dan jarum panjang, jam weker mekanis memiliki jarum ketiga atau cakra angka yang menunjukkan pukul lonceng akan berbunyi. Jam weker dengan penggerak berupa pegas memiliki pegas terpisah untuk menggerakkan pemukul lonceng. Jam weker eletronik dengan tenaga penggerak baterai atau listrik menggunakan sirkuit elektronik dan pengeras suara untuk mengeluarkan bunyi. Selain dering lonceng, bunyi yang dikeluarkan jam weker bisa berupa rekaman suara manusia, suara hewan, hingga lagu dari radio. Seiring kemajuan zaman, fungsi jam weker banyak digantikan fungsi alarm yang terdapat dalam produk elektronik seperti telepon genggam, perangkat stereo/video, atau komputer pribadi.
Jam weker mekanis yang pertama diciptakan pengrajin jam dari New Hampshire bernama Levi Hutchins pada tahun 1787. Jam buatannya lebih mirip jam lemari daripada jam weker sekarang. Tingginya sekitar 73 cm dan lebarnya 36 cm. Jam tersebut hanya bisa berbunyi setiap pukul 04.00 pagi, saat penciptanya harus bangun untuk bekerja. Pada waktu itu, Hutchins tidak tertarik untuk menjual penemuannya tersebut. Setelah semakin banyak orang bekerja di pabrik, bangun pagi pada waktu yang sama menjadi kebutuhan banyak orang. Pada tahun 1876, Seth E. Thomas dari Thomaston, Connecticut menciptakan jam weker mekanis yang pertama. Hak paten nomor 183,725 diterimanya tanggal 24 Oktober 1876 untuk jam yang bisa disetel agar berbunyi pada pukul yang diingini. Namun jam weker ciptaan Seth Thomas belum memiliki tombol untuk menghentikan dering lonceng.
Jam Digital - Hamilton d Lancaster memproduksi jam elektrik pertama di dunia. Jam elektrik Hamilton menetapkan waktu dengan keseimbangan tradisional –mekanisme roda yang telah digunakan dalam bagian jam untuk ratusan tahun dan karenanya tidak lebih akurat dari jam lain. Bagaimanapun, dari pada memberi kekuatan mekanik dari
pegas, sebuah batere digunakan memberi kekuatan pada mekaniknya sehingga kebutuhan putaran tidak lagi diperlukan. Meskipun orang-orang menyukai fakta bahwa mereka tidak lagi menggunakan putaran pada jam, itu berhenti ketika kontak elektrik menjadi berkarat – dimana terjadi tidak tak lama pada masa hidup jam. Itu menjadikan sakit kepala bagi departemen reparasi Hamilton yang secara terus menerus menghadapinya sampai jam diperbaharui pada tahun 1961.
Accutron oleh BulovaPada seputar waktu itu, Bulove memberikan peningkat besar selanjutnya dalam penentu waktu elektrik dengan jam Accutron mereka pada tahun 1960. Datang dalam format potongan bentuk-U dari campuran nikel yang bergetar sebagai respon arus elektrik dari batere. Getaran ini berfrekuensi lebih tinggi daripada rodagaya tradisional, jadi untuk pertama kalinya perantaraan elektik menjadi gagasan yang rapi dimana memberi kekuatan pada jam dengan menawarkan akurasi yang lebih baik pula. Accutron juga mengerjakan lebih jauh masalah kontak elektrik dengan memperkenalkan transistor, memberikan jam waktu kerja yang lama tanpa harus memakainya.
Jam ini juga terkait erat dengan program angkasa AS yang menggunakannya pada pesawat angakasa Mercury dan Apollo yang digunakan NASA untuk ke bulan. Menghaluskan pergerakan Jam Inovasi Swiss Bagaimanapun, kesuksesan Bulova menakutkan para pembuat jam Swiss, yang melihat tantangan potensial bagi dominasi mereka dalam hal kualitas alat pewaktu. Bereka bersatu untuk membiayai penelitian lab CEH(Center Electonique Horloger). CEH mentargetkan penelitian mereka untuk menemukan oslilator yang lebih akurat daripada sepatukuda nikel. Pergerakan kwarsa telah digunakan pertama kali dalam jam pada tahun 1930an; sampai awal 60an mereka bahkan telah menggunakannya pada chronometer angkatan laut (walaupun tidak dapat disangkal dengan akurasi yang tidak dapat diprediksi). CEH menetapkan tentang peningkatan akurasi dan sampai pertengahan 60-an Longines dan Bernard Golary telah membuat sebuah jam saku yang mempunyai akurasi sampai 0.01 detik sehari.
Pada tahun 1967, CEH memproduksi jam tangan dengan pergerakan kwarsa pertama. Dalam hal untuk peningkatan dalam mikroelektronik, pengintegrasian rangkaian elektronik telah meningkat yang menjadikannya lebih hemat energi, menjadikannya dapat diminaturisasi sehingga gerak kwarsa dapat muat dalam sebuah jam tangan. Bagaimanapun, pabrikan Swiss meneruskan untuk menghaluskan teknik mekanik mereka dan kemudian menyamai Bolova melalui cara tradisional. Setelah bertahun-tahun damapenelitian, Swiss melihat kwarsa sebagai mode yang akan lewat, memperhitungkan kekeliruan dimana keunggulan mekanik mereka akan memperlihatkan mereka bertahan sebagai raja dari tumpukan; itu merupakan penilaian yang miskin yang kadang-kadang akan membawa kematian pada beberapa perusahaan.
Interprestasi orang Jepang - Sementara orang Eropa memainkan one-upmanship dengan berbagai teknik mereka, Seiko telah secara terus-menerus mengambil pandangan baru pada kwarsa dan itu merupakan perusahaan Jepang yang mengeluarkan jam tangan kwarsa pertama di dunia – Jam Astron 25SQ – di Jepang pada 25 Desember 1969. Berharga mahal, dengan harga 450.000 yen ($1.250 harga pertukaran tahun 1969). Mempunyai muka yang datar, menggumpal (tidak seperti jam mekanik Swiss yang tipis) dan juga menyakitkan dengan begitu banyak kesulitan teknik yang membuat Seiko mengakhiri dengan menariknya setelah hanya memproduksi 100 jam saja.
Bagaimanapun, walau itu kegagalan yang nyata, juga menandai tahap baru dalam teknologi jam dimana kita tidak akan pernah menoleh. Teknologi kwarsa telah berada pada langkah kedepan yang baru pada tahun1970; banyak para pembuat jam Jepang mengikuti jalan Seiko, juga dilakukan orang Amerika, sampai kadang-kadang saat Swiss mendaki untuk bergabung – meskipun tidak sampai beberapa pabrikan lain runtuh. Kompetisi ini mengarah pada ketipisan, jam-jam yang lebih lapar akurasi. Bahkan dengan penambahan fitur yang lebih seperti pada kemajuan tahun 70-an, lompatan selanjutnya hanya jalan ditempat.