Presiden Joko Widodo dijadwalkan memberikan gelar pahlawan kepada empat nama yang dianggap telah berjasa bagi Indonesia. Penganugerahan gelar tersebut akan dilakukan di Istana Negara. Hal tersebut disampaikan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat memberikan bantuan sosial di di Gedung Serba Guna Wisma Seroja, Jalan Seroja Raya, Bekasi Utara, Kamis (6/11/2014). Jika tak ada hambatan, pemberian gelar itu dilakukan pada pukul 14.00 WIB, Jumat (7/11).
Empat nama tersebut yaitu Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting, Sukarni Kartodiwirjo, Mayjen HR Mohammad Mangundiprojo, dan KH Abdul Wahab Hasbullah. "Nama tersebut telah disetujui di rapat pleno dewan gelar pahlawan nasional," ujar Khofifah. Dirjen Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kemensos Hartono Laras menyebut, nama-nama tersebut atas rekomendasi tim peneliti. "Proses (penelitiannya) dari kabupaten, provinsi," tuturnya.
Djamin Ginting - [ lihat biografi lengkap ]
Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting (lahir di Desa Suka, Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 12 Januari 1921 – meninggal di Ottawa, Kanada, 23 Oktober 1974 pada umur 53 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Taneh Karo. Djamin Ginting dilahirkan di desa Suka, kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo. Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah dia bergabung dengan satuan militer yang diorganisir oleh opsir-opsir Jepang. Pemerintah Jepang membangun kesatuan tentara yang terdiri dari anak-anak muda di Taneh Karo guna menambah pasukan Jepang untuk mempertahankan kekuasaan mereka di benua Asia. Djamin Ginting muncul sebagai seorang komandan pada pasukan bentukan Jepang itu.
Sukarni Kartodiwirjo - [ lihat biografi lengkap ]
Sukarni (lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 – meninggal di Jakarta, 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun), yang nama lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Sukarni lahir hari Kamis Wage di desa Sumberdiran, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Namanya jika dijabarkan berarti Su artinya lebih sedangkan Karni artinya banyak memperhatikan dengan tujuan oleh orangtuanya agar Sukarni lebih memperhatikan nasib bangsanya yang kala itu masih dijajah Belanda. Sukarni merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara.
Mayjen HR Mohammad Mangundiprojo - [ lihat biografi lengkap ]
Pertemuan Mallaby dengan Moestopo yang didampingi dr. Soegiri, pejuang Surabaya yang sangat aktif, Moh. Jasin, pimpinan Polisi Istimewa serta Bung Tomo, belum menghasilkan kesepakatan. Perundingan dilanjutkan 26 Oktober esoknya di gedung Kayoon ex gedung Konsulat Inggris. Pertemuan tersebut dihadiri Residen Soedirman, Ketua KNI Doel Arnowo, Walikota Radjamin Nasution dan HR Mohammad Mangundiprojo dari TKR. Suasana panas Surabaya mencapai klimaksnya pada tanggal 28 Oktober 1945. Pada hari itu sekitar jam 17.00, di Markas Pertahanan Jl. Mawar 10, markas dan sekaligus tempat Studio Radio Pemberontakan pimpinan Bung Tomo, diselenggarakan pertemuan antara sejumlah pimpinan pasukan BKR dan pemimpin Badan Perjuangan Bersenjata. Dari pihak BKR yang hadir HR Mohammad Mangundiprojo, Sutopo dan Katamhadi, ketiganya ex Daidancho Peta.
KH Abdul Wahab Hasbullah - [ lihat biografi lengkap ]
Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah (lahir di Jombang, 31 Maret 1888 – meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun) adalah seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern, da’wahnya dimulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum “Soeara Nahdlatul Oelama” atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama. Ayah KH Abdul Wahab Hasbullah adalah KH Hasbulloh Said, Pengasuh Pesantren Tambakberas Jombang Jawa Timur, sedangkan Ibundanya bernama Nyai Latifah. dan mempunyai cicit bernama Rizky Fadlullah