Abdul Djalil Pirous atau lebih dikenal dengan A.D Piraous lahir di Meulaboh, Aceh, 11 Maret 1932. Sejak 1964 sampai dengan 2002, A.D. Pirous bekerja sebagai tenaga pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. A.D. Pirous pernah menjabat sebagai dekan pertama di fakultas ini pada tahun 1984. Memperoleh posisi Guru Besar pada 1994, A.D. Pirous mencatatkan prestasinya sebagai salah seorang perintis seni rupa Islam modern di Indonesia.
Ia juga merupakan pendiri bidang studi Desain Grafis yang berlanjut menjadi bidang Desain Komunikasi Visual di ITB. Seusai masa baktinya pada dunia akademik di ITB, A.D. Pirous tetap mengabdikan dirinya sebagai pelukis dancendekiawan senior di bidang seni rupa dan kebudayaan. A.D. Pirous dikenal dengan karya-karyanya yang bernafaskan islami. Pengungkapannya dalam lukisan lewat konstruksi struktur bidang-bidang dengan latar belakang warna yang memancarkan berbagai karakter imajinatif.
Dengan prinsip penyusunan itu, pelukis ini sangat kuat sensibilitasnya terhadap komposisi dan pemahaman yang dalam berbagai karakter warna. Nafas spiritual suatu ketika muncul dalam imaji warna yang terang, saat yang lain bisa dalam warna redup yang syahdu, sesuatu juga bisa muncul dalam kekayaan warna yang menggetarkan. Sentuhan ragam hias etnis Aceh, yang memuat ornament-ornamen atau motif Buraq, juga memberikan nafas sosiokultural yang islami dalam lukisannya.
Sebagai puncak kunci nafas spiritual itu, adalah aksentuasi kaligrafi Arab yang melafaskan ayat-ayat Suci Al-Qur’an. "Bagi saya, seniman muslim itu mencipta sebagai pewujudan rasa syukur dan pembuktian saksi diri kepada-Nya. Karena itu karya seni seyogianya memancarkan rasa riang atas kebesaran-Nya, rasa khusyuk atas keberadaan-Nya, rasa indah atas kehidupan yang diberi-Nya, dan rasa tabah atas segala cobaannya.", A.D. Pirous
Ia terutama dikenal sebagai perupa yang pertama kali mengembangkan kaligrafi Arab (tulisan Arab yang rtistic) pada karya-karya grafis dan lukisan. Inovasi ini menempatkan dirinya memiliki peran penting dalam melahirkan kecenderungan seni rupa Islami. Melalui karya-karya kaligrafi, Pirous sanggup mencapai puncak kemahiran dalam rangkaian menggambar, menulis, dan melukis. Kemampuannya mengolah garis, susunan yang cermat, tekstur, dan terutama warna seperti terlihat pada rtist semua karyanya, dari dulu hingga sekarang, menunjukkan kemampuannya yang tak tertandingi itu.
Salah satu yang menjadi rtis khas karya lukisan kaligrafisnya adalah posisi kaligrafi yang bukan sekedar tempelan tetapi sebagai yang pokok, struktur lukisan itu sendiri. Pencapaian estetika dan rtistic Pirous boleh dibilang mempunyai konsepsi estetis tersendiri dalam seni lukis modern yang berkembang di Indonesia. Karya-karya Pirous tidak hanya ekpresif tetapi juga komunikatif. Ia menorehkan huruf-huruf kaligrafi Arab secara tertib sebagai tanda baca, yang membentuk kata, lalu kata menyusun kalimat, dan kalimat mengandung arti tertentu. Ditangan Pirous, kaligrafi menjadi fleksibel, elastis, dinamis, dan memberikan kemungkinan luas untuk diolah sesuai latar budaya yang melingkupinya dan media yang digunakan.
Dengan kaligrafi Pirous berupaya membumikan bahasa langit (yang berupa kalam illahi dan hadist Nabi) melalui proses penghayatan dan penyadaran religius. Melalui karyanya, agaknya Pirous ingin mengatakan yang spiritual lebih penting dari yang material. Dan seni bisa digunakan sebagai sarana manusia untuk menemukan kembali dimensi kerohaniannya dalam kehidupan. Usia tidak pernah menghalangi Pirous untuk terus berkarya. Sebagai pelukis dan pegrafis, ia menghasilkan karya-karya yang mengagumkan. Karya-karya Pirous, yang mantap wawasan estetikanya, sangat mempesona dan mencerminkan kedalaman penghayatan religius dirinya terhadap obyek-obyek seni rupa yang menjadi target garapan seni lukisnya.
Karya-karyanya membangkitkan ingatan banyak orang akan kegemilangan seni rupa Islam nusantara, yang pertama kalinya berkembangan di Samudera Pasai, Nanggroe Aceh Darussalam, kemudian berkembang di wilayah-wilayah lain di kepulauan nusantara. Pirous dikenal di dalam dan di luar negeri sebagai pelopor seni rupa kontemporer Indonesia. Keluarga punya arti penting dalam perjalanan karier Pirous. A.D Pirous masih tampil sebagai perupa bermutu tinggi, pandai mengelola pekerjaannya, dan bernyali dalam membina hubungan-hubungan antar-bangsa di bidang seni rupa. Sepanjang kariernya, Pirous tidak terjebak untuk hanya menuangkan ketrampilan yang diulang-ulang, melainkan lebih dahulu memberi konseptualisasi yang khusus dan perenungan yang dalam. Pirous yang enerjik, Pirous yang rindu kebaruan dalam berkarya, adalah sosok yang jejak-jejak karyanya, akan selalu dikenang.