Meskipun tak bisa mengucapkan sama persis ikrar terkenal sejak 86 tahun lalu, Putri Pariwisata Sumsel 2014 itu mampu memaknai sumpah pemuda. Setidaknya, dialah sedikit dari perempuan Sumatera Selatan yang bisa meraih penghargaan sebagai Putri Pariwisata Sumsel. "Apa ya... Yang itu kan? Semalem sudah rame-rame diucapin," kata Winda Dinniyah Handarini ketika Tribun Sumsel menanyakan hafal atau tidaknya soal isi Sumpah Pemuda. Pemudi yang meraih kesuksesan di umur yang masih muda tersebut sedikit agak bingung dengan hal itu, dirinya mengaku tahu tapi masih ragu untuk mengucapkannya.
Alhasil, wanita tinggi semampai itu pun hanya mengucapkan intinya saja dari tiga isi sumpah pemuda. Tanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Bila menoleh ke belakang,kelahiran Palembang ini mengaku pernah gagal total ketika mengikuti kontes semacam itu pada saat dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Perempuan berambut panjang itu mantan siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Plaju. Ketika masih duduk di kelas dua, merupakan awal dan pertama kali bagi dirinya mengikuti ketatnya kontes putri kecantikan antar sekolah se Palembang. Pada saat itu dirinya gagal total dalam kontes yang pertama kali diikutinya tersebut. Bahkan ia tak masuk nominasipun. "Kecewa sekali saat itu," cerita perempuan 22 tahun tersebut ketika dibincangi Tribun Sumsel.
Namun dirinya menyadari hal tersebut, dan kegagalan itu dianggap sebagai cambuk untuk menyemangati dirinya hingga kemudian sukses mengikuti kontes-kontes selanjutnya. "Waktu itu saya akui kurang persiapan dan setengah-setengah. Akibatnya, masuk nominasi saja tidak. Itu sungguh mengecewakan, padahal pertama bagi saya ikut kontes tersebut. Tapi, alhamdullilah dari situ jadi cambuk bagi saya untuk berjuang lebih baik dan kontes selanjutnya saya berhasil," kata dia yang terlihat anggun memakai baju hitam berselendangkan putri pariwisata Sumsel.
Menjadi putri Indonesia, merupakan impian dan cita-citanya sejak kecil. Cerita dia, ketika seseorang menanyakan cita-citanya, ia akan menjawab dengan tegas, putri Indonesia. Dulu melihat orang memakai selempang, membuatnya senang dan ingin seperti itu. Diakui, cita-cita itu memang sedikit nyeleneh. Biasanya, bila ditanya cita-cita, seseorang akan menjawab menjadi dokter, perawat dan lain-lain. "Saya gak malu kalau ditanya cita-citanya jadi apa. Saya jawab, Putri Indonesia. Karena saya waktu kecil senang melihat orang pakai selempang, dan itu menurut saya anggun gitu. Dan itulah yang memacu saya gimana bisa memenuhi cita-cita itu," katanya.
Memaknai sumpah pemuda yang jatuh pada 28 Oktober, dirinya pun berpesan kepada pemuda-pemudi Sumatera Selatan. Bersemangatlah dalam berbuat sesuatu. Sebab, semangat merupakan modal utama bagi semuanya untuk meraih kesuksesan. Sebagaimana dirinya tetap selalu semangat mengikuti setiap kontes yang diikuti. Terlebih, dirinya nanti akan mengikuti pemilihan putri Indonesia. Semangat terus ia kobarkan. "Persiapan matang terutama semangat. Itu harus ada dalam setiap apapun. Motoku, terus berjuang hingga mencapai titik kesuksesan," imbuh wanita yang bekerja di sebuah bank ini.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meraih kesuksesan, apalagi muda-mudi merupakan calon tulang punggung bangsa. Melakukan pekerjaan dengan semangat sudah membuktikan dan contoh kecil bangga sebagai bangsa Indonesia, yang tercermin dalam sumpah pemuda. "Itulah, pemuda-pemudi itu harusnya bersemangat dalam melakukan suatu hal. Sukses itu simpel kalau bagi saya, melihat orang senyum dengan apa yang sudah kita kerjakan, itu sudah merupakan kesuksesan," pesannya. - tribunnews