Ach. Anis Fuad Bin K.H. Djawahir, SE adalah Anggota DPRD Kota Serang, Banten dari Partai Golkar periode 2014-2019.
Beliau meninggal dunia saat melakukan kunjungan kerja (kunker) di Batam, Kepulauan Riau. Anis meninggal dalam perjalan ke RS Budi Kemuliaan sekira pukul 22.30 WIB. "Korban (Anis Fuad) datang sudah dalam keadaan meninggal," ujar seorang petugas RS Budi Kemuliaan Batam, Sabtu (13/12/2014). Mulut Anis berbuih dan hidungnya mengeluarkan darah saat tiba di rumah sakit. Diduga legislator asal Partai Golkar itu meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), kemarin, sekira pukul 23.30 WIB. Selanjutnya, jenazahnya dibawa ke RS Otorita Batam untuk keperluan visum.
Sementara itu, Ketua DPRD Subadri Usuludin, menerangkan, sebelum meninggal Anis mengeluhkan sakit. Namun ia tak mengetahui penyakit yang diderita politisi Partai Golkar tersebut. "Dia sempat mengeluh sakit," ujar Subadri saat ditemui di kamar jenazah RS Otorita Batam. Untuk mengetahui penyebab pasti kematian Anis, Subadri menyerahkan kasus tersebut ke polisi. "Kami tidak tahu apa penyebab kematian rekan kami ini. Tanya polisi atau petugas medis aja," ujar Subadri.
Anis Fuad Punya Riwayat Penyakit Hipertensi & Diabetes
Sebelum meninggal dunia, Anis Fuad sempat mengungkapkan terasa sakit di bagian dada. Itu ia ungkapkan saat dirinya berada di Kamar 638 Hotel Pacific, tempat dia dan rombongan anggota DPRD Kota Serang menginap. Bahkan, Anis Fuad sempat meminta dikerik oleh temannya karena merasa masuk angin, namun tiba-tiba ia pingsan di kamar hotel. Rombongan anggota DPRD Serang kemudian menghubungi pihak hotel untuk menyiapkan mobil guna membawa anis ke rumah sakit. Tetapi setiba di RSBK, dia telah meninggal dunia dengan kondisi mulut berbusa dan hidung mengeluarkan darah. "Saat tiba di sini, korban sudah meninggal. Dari mulut dan hidungnya mengeluarkan busa (buih)," kata salah seorang perawat di RSBK, Sabtu (13/12/2014).
Mira Merdianty, anggota DPRD Kota Serang yang ikut dalam rombongan itu, mengatakan bahwa mereka sebelumnya baru pulang dari Singapura pada Jumat 12 Desember sekira pukul 22.00 WIB. Tiba di Batam, anggota dewan ini menuju hotel dan masuk ke kamar masing-masing. "Tiba-tiba saya dihubungi teman dan mengabarkan Pak Anis sakit di dalam kamarnya," kata Mira yang juga merupakan anggota DPRD Serang dari Partai Golkar.
Sementara rombongan anggota DPRD Kota Serang tiba di Batam pada Kamis 11 Desember sore. Mereka terdiri dari sembilan anggota dewan dari komisi III yang dipimpin Ketua DPRD Kota Serang Subadri Usuludin, serta tujuh orang dari sekretariat dewan. "Kami kunker ke Kantor Dispenda Batam. Masalah yang dibahas tentang pendapatan daerah sesuai bidang kami di komisi III," ujar perempuan berhijab ini. Pertemuan dengan Dispenda Batam, sambungnya, dilaksanakan Jumat sekira pukul 10.00 WIB. Kunker tersebut berlangsung selama sekira dua jam. Usai melakukan kunker, rombongan melanjutkan perjalanan ke Singapura. Ketua DPRD Kota Serang Subadri Usuludin mengatakan, selama melakukan kunker ke Batam korban tak pernah mengeluh sakit. "Kondisinya baik-baik saja dan tak pernah mengeluh sakit," kata Subadri.
Kabar meninggalnya Anis Fuad langsung dikabarkan ke pihak keluarga, dan kakak korban Ahmad Matin sudah tiba di Batam untuk menjemput kepulangan jenazah ke Serang. "Keterangan dari istrinya, adik saya ada riwayat penyakit hipertensi dan diabetes," kata Ahmad Matin, kakak korban. Informasi yang diperoleh dari teman-teman korban, Anis Fuad sempat makan gonggong (seafood) selama di Batam. Selain itu, saat berada di Singapura juga sempat makan makanan yang sama. "Waktu di Batam, Pak Anis sempat menghabiskan dua piring gonggong. Di Singapura pun dia makan seafood," kata salah seorang anggota DPRD Serang. Tim identifikasi Satreskrim Polresta Barelang dan Polsek Batuampar tampak mendatangi Hotel Pacific untuk menggelar olah TKP dan meminta keterangan dari sejumlah anggota DPRD Serang terkait kematian Anis Fuad.