Biografi Merry Riana - Wanita Miliarder Belia

Touching Hearts Changing Lives Merry Riana Wanita Karir SuksesMerry Riana (lahir di Jakarta, 29 Mei 1980; umur 34 tahun) adalah pengusaha, penulis dan motivator dari Indonesia. Merry Riana menerbitkan buku berjudul A Gift From a Friend pada tahun 2006 yang berisi pengalaman dan latar belakang dirinya hidup di Singapura. Buku ini menarik perhatian publik Singapura dan Asia Tenggara karena menuliskan tentang prestasinya menghasilkan S$ 1.000.000 pada usia 26 tahun.

Awalnya, Merry Riana adalah mahasiswi Nanyang Technological University yang berhutang sebanyak S$ 40.000. Profil kesuksesan Merry Riana mulai dikenal setelah muncul di artikel The Strait Times pada tanggal 26 Januari 2007 yang berjudul "She's made her first million at just age 26" ("Ia mencapai satu juta dolar pertamanya di usia 26 tahun"). Merry Riana aktif sebagai pembicara di berbagai seminar, perusahaan, sekolah dan media massa di Singapura dan beberapa negara di Asia Tenggara. Ia dikenal giat dalam memanfaatkan jejaring sosial Twitter.

Profil dan Biodata Merry Riana :

• Nama: Merry Riana
• Tempat tanggal lahir: Jakarta, 29 Mei 1980
• Nama suami: Alva Tjenderasa (31)
• Nama anak: Alvernia Mary Liu (2,5)
• Pendidikan: S-1 Teknik Elektro Nanyang Technological University, Singapura (1998-2002)
• Pekerjaan: Group Director Merry Riana Organization
• Penghargaan:
- Salah satu pengusaha terbaik di Singapura dari Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura (2008)
- Salah satu wanita paling sukses dan inspiratif dari Menteri Kepemudaan dan Olahraga Singapura (2010)
- Wanita paling inspiratif pada salah satu majalah bulanan Inspirational Woman Magazine (2011)
- Salah satu eksekutif paling profesional dari penampilan dan keahlian berkomunikasi dari surat kabar My Paper, Singapura (2010)
- Duta LG Asia, Watson, dan Canon (2010-2011)

Saat usianya menginjak 20 tahun, Merry Riana (31) punya mimpi. Dia ingin sebelum berusia 30 tahun sudah mendapatkan ”kebebasan” finansial. Mimpi itu terwujud. Hanya setahun setelah dia bekerja, tepatnya di usia 23 tahun, Merry sudah berpenghasilan 220.000 dollar Singapura. Kira-kira sekitar Rp 1,5 miliar dengan nilai tukar saat ini. Setahun berikutnya, yaitu pada tahun 2004, dia mendirikan perusahaan Merry Riana Organization (MRO). Dua tahun berikutnya di usia 26 tahun, penghasilan totalnya mencapai 1 juta dollar Singapura -sekitar Rp 7 miliar. Popularitas Merry melesat. Dia banyak diberitakan media massa di Singapura sebagai miliarder di usia muda.

Meski lahir di Jakarta dari orangtua yang warga Indonesia, Merry mengawali karier sebagai konsultan keuangan, pengusaha, dan menjadi motivator di Singapura. Sejak lulus SMA, anak pertama dari tiga bersaudara ini ”mengungsi” ke Negeri Singa. Ketika bertemu di Central Park, Jakarta, Minggu (10/7/2011)lalu, beberapa jam sebelum kembali ke Singapura, Merry bercerita sambil mengingat kembali perjalanan hidupnya. Pekan lalu, selama tiga hari, Merry ada di Indonesia untuk menjadi pembicara atas undangan sebuah perusahaan di Semarang, Jawa Tengah.

Film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar yang diangkat dari buku berjudul sama karya Alberthiene Endah rilis hari ini. Film tersebut menjanjikan kisah inspiratif dan drama mengharukan yang digarap Hestu Saputra. Bercerita tentang perjuangan Merry Riana (Chelsea Islan) yang harus hidup jauh dari orang tua setelah terjadi kerusuhan 1998. Merry terpaksa tinggal di Singapura dan melanjutkan kuliah di sana. Namun, hidupnya tidak lantas berjalan mulus karena biaya hidup di sana sangat tinggi. Peran itu sangat menantang buat Chelsea Islan di Plasa Senayan saat Gala Premiere pada Senin malam (23/12).

Kemudian, dia menjadi karayawan magang di sebuah perusahaan asuransi. Setelah itu, dia mendapatkan seorang nasabah yang mau menginvestasikan uangnya ratusan juta dolar. Dia pun menjadi miliarder saat usianya tergolong masih sangat muda. Selain Chelsea Islan, pemain lain yang terlibat adalah Dion Wiyoko (Alva), Kimberly Ryder (Irene), serta Ferry Salim dan Cynthia Lamusu (orang tua Merry). Mereka menyatakan sangat terkesan dengan scene kerusuhan di awal film. Menurut mereka, adegan itu membuat pemain merasakan dijarah atau diperlakukan tidak manusiawi. Film produksi MD Pictures itu disebutkan diincar sejak 2012 oleh Manoj Punjabi. (Berbagai Sumber)