Zahriani Putri Agustin Kelas 4 SDN Tlogo Patut 2

Profil Biodata Rani Zahriani Putri Agustin Siswa Kelas 4 SDN TlogoPatut 2 - Kronologi Kejadian Anak Kelas 4 Disandera Pria Misterius di dalam Markas Kodim GresikRani atau Zahriani Putri Agustin (9) seorang siswa kelas 4 SDN Tlogopatut 2 Jalan RA. Kartini Gresik menjadi korban penyanderaan seorang pria asal Lombok Timur NTB bernama Fuad Ahmad 32 tahun di Kodim, Gresik pada hari Rabu 17 Desember 2014 pukul 08.30 WIB. Rani merupakan siswi yang cukup pintar itu disandera saat dia berada di luar ruangan kelas karena siswa lainnya ikut remidi tes Bahasa Inggris.

Agus Siswanto bapak korban mengatakan, usai penanganan medis oleh dokter di IGD RS Semen Gresik, anaknya sempat menceritakan bahwa dirinya ditarik oleh lelaki yang tidak dikenal, saat berada di luar kelas bersama tiga temannya. "Anak saya cerita kalau dia diluar kelas sama tiga temannya. Teman-teman lainnya di dalam karena remidi Bahasa Inggris," kata Agus, Rabu (17/12/2014).

Setiap harinya, kata Agus, dari rumahnya di Jl. Dewi Sekar Dadu, RT 1/1 Ngargosari, Kebomas Gresik, Riani selalu diantar dan dijemput saat sekolah. Dia tidak pernah berangkat sendirian. "Biasanya saya yang antar jemput, kalau tidak ya ibunya yang jemput," kata dia.

Dia menceritakan, anaknya saat itu sedang duduk di halaman sekolah, tiba-tiba lelaki tidak dikenal menarik Rani lalu mendekap, dan menempelkan sebuah pisau di bagian pinggang. "Anak saya cerita, laki-laki itu menempelkan pisau di pinggang, sambil mendekap dan membawa anak saya keluar, pisau itu ditempelkan semakin ke atas, hingga terakhir menempel di leher," ujarnya.

Melihat hal itu, kontan pihak sekolah yang menyaksikan hal itu berteriak penculik… penculik…. Semua yang berada di sekolah itu berubah menjadi panik tak terkecuali si pelaku… Si pelaku yang panik langsung mengalungkan sebilah pisau ke leher anak itu, sambil terus berjalan keluar dari sekolah…

Saat itu, pintu gerbang sekolah tidak ditutup rapat sehingga lelaki itu dengan mudah masuk. Saat membawa Rani, pelaku sempat mengancam akan membunuh jika Riani berontak. "Anak saya sempat cerita diancam begini Kamu jangan berontak. Kalau kamu berontak, kamu mati saya juga mati," kata Agus menirukan cerita anaknya.

Anak pertama dari tiga bersaudara ini, sama sekali tidak menangis saat diancam dengan pisau, hingga proses evakuasi korban. Dia memilih tenang dan berdoa. "Anak saya bilang sama sekali tidak menangis. Dia terus baca surat Al Fatihah sampai petugas berhasil menyelamatkan," ujarnya.

Kemudian si pelaku membawa anak itu menyeberang ke Markas Kodim Gresik yang memang letaknya berseberangan dengan sekolah itu… Pelaku terus membawa masuk ke Markas Kodim dan mendapat kepungan dari anggota Kodim bersenjata lengkap…. Melihat dirinya dikepung tentara, pelaku mengancam akan membunuh anak yang disandera itu… Akhirnya si pelaku terdesak di salah satu ruangan Markas Kodim dan mengunci pintu dari dalam…

Setelah disandera selama hampir 3 jam, akhirnya Rani berhasil dibebaskan oleh polisi…. Pihak Polres Gresik mengalami kesulitan saat akan berusaha membebaskan Rani… Pihak polisi harus melakukan negosiasi yang cukup alot dengan Fuad… Setelah beberapa lama negosiasi tak membuahkan hasil, lalu polisi memilih untuk melumpuhkan pelaku untuk membebaskan korban… Wakapolres Gresik Kompol Alfian Nurrizal mengatakan,

“Sandera sudah bisa dibebaskan, setelah negosiasi panjang dan alot dengan pelaku akhirnya kami bisa menyelamatkan korban dengan paksa… Pelaku tidak menggubris saat kami beri tembakan peringatan sebanyak 2 kali, lalu pelaku kami tembak untuk dilumpuhkan… Sekarang pelaku mengalami luka tembak dan dirawat di RS Ibnu Sina Gresik dan korban Rani mengalami luka di leher dan dibawa ke RS Semen Gresik untuk menjalani perawatan…”

Dengan kejadian penyanderaan tersebut, kedua orang tua korban berharap agar pihak sekolah semakin meningkatkan keamanan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. "Saat kejadian kan pintu gerbang sekolah terbuka, padahal itu masih jam belajar mengajar. Mudah-mudahan pihak sekolah semakin meningkatkan keamanan," kata Agus.