Almira Rachmah (15) adalah Atlet tenis putri remaja Jawa Timur. Almira Rachmah merupakan peraih medali perunggu di cabang tenis pekan Olahraga Nasional (PON) remaja I di Surabaya, Desember lalu. Ia juga pernah masuk dalam seleksi atlet yunior menghadapi FED Cup Junior pada 2013..
Almira Rachmah Petenis Muda meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama 10 hari. Suasana duka menyelimuti rumah keluarga Amin Supangat (65), di Jl Bondoyudo, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jumat (9/1/2015). Putri bungsu Amin Supangat, Almira Rachmah (15), yang juga atlet tenis Kota Malang meninggal. Almira meninggal setelah terserang demam berdarah dengue (DBD).
Sebelum meninggal, siswi kelas 1 SMA 3 Kota Malang ini sempat menjalani perawatan di RS Lavalete selama 10 hari. Tak hanya keluarga, kepergian Almira juga membawa duka bagi dunia atlet di Kota Malang. "Anak saya meninggal tadi pagi sekitar 06.00 WIB. Dia sudah 10 hari dirawat di rumah sakit karena terserang demam berdarah," kata Amin Supangat yang masih terlihat tegar dengan kepergian putrinya saat ditemui di rumahnya.
Menurut Amin, Almira masuk rumah sakit sejak 31 Desember 2014. Sebenarnya, pada 2 Januari 2015, Almira tampak sehat dan hendak dibawa pulang ke rumah, tetapi saat hendak dibawa pulang, Almira mengalami kejang-kejang. "Akhirnya, anak saya kembali masuk ICU. Dia sudah tidak sadar sampai akhirnya meninggal," ujarnya.
Berpacu dengan tekad untuk juara, petenis hitam manis, putri dari Malang Almira Rachmah sangat bergembira saat disemifinal tunggal 14 tahun lolos ke final dan bisa ketemu Faiza Salsabila asal Jogja. Keinginan tersebut besar sekali karena tahu Faiza Salsabila itu pemain bagus dan sulit dikalahkannya.
Tekad besar ini ditunjukkannya dilapangan dengan tekun melayani serangan serangan Faiza Salsabila sehingga kejar kejaran angka terjadi sampai 3-3. Tetapi setelah itu terlihat Almira kehilangan konsentrasi sedangkan Faiza tetap konsisten dengan serangan serangannya sehingga Almira ketinggalan 3-6.
Memasuki set kedua Almirapun mulai lebih agresif menyerang dengan senjata andalannya forehand drive dan ditingkatkannya tempo permainan. Ternyata ada hasil juga , walaupun Faiza dengan tekun melayani serangan serangan Almira tetapi Almira dengan percaya diri cukup tinggi melihat ada peluang untuk mengalahkan Faiza.
Akhirnya membuahkan hasil karena set kedua menjadi milik Almira 6-2. Set penentuan tidak menggunakan super tie break seperti babak sebelumnya sehingga disaat itu Almira sudah memiliki percaya diri tinggi, menjalankan apa yang sudah ditanamkan pelatihnya dalam latihan persiapan menghadapi Faiza ini.
Kemenangan diset kedua menambah semangat tanding Almira. Almira lakukan serangan serangan dengan senjatanya yaitu forehand drivenya menyerang membuka lapangan sehingga lebih mudah mengatasi permainan lawannya yang terlihat mulai kedodoran. Poin demi poin dilewatinya akibat tekanan terus menerus dilakukan Almira akhirnya Faiza Salsabila tidak diberi kesempatan bangkit diset penentuan. Almira menutup set ketiga 6-1.
“Saya gembira bisa jadi juara diawal tahun baru ini.” ujarnya setelah selesaikan set ketiga. Mengomentari kemenangan Almira, pelatihnya Rivelino Raturandang mengataan kalau Almira bermain cukup disiplin karena dia sangat berkeinginan mengalahkan Faiza Salsabila yang menurutnya sulit dikalahkan.
”Dia main dengan polanya sendiri bukan ikuti pola lawan. Ini kunci keberhasilannya. Yang menyenangkan sekarang Almira ada perubahan sikap bisa kontrol emosinya disaat tertekan ataupu ketinggalan.” ujar Rivelino yang dengan setia menjaga anak asuhnya di ARTC Jakarta.