Stephane Charbonnier adalah pemimpin redaksi majalah satir Prancis, Charlie Hebdo. Dia merupakan salah satu dari empat kartunis yang tewas dalam serangan pembunuhan dengan korban jiwa total 12 orang. Pria berusia 47 tahun yang dipanggil Chard itu sudah beberapa kali menerima ancaman pembunuhan dan pernah mendapat perlindungan dari polisi. Kartun rutinnya di majalah Charlie Hebdo diberi judul 'Chard tidak suka orang'.
Para kartunis di majalah beraliran politik kiri itu dikenal dengan nama panggilan. Pemimpin redaksi Stephane Charbonnier yang juga dikenal dengan nama 'Charb' adalah salah satu korban tewas. Selain itu, ada pula korban yang merupakan kartunis bernama Jean Cabut (Cabu), Bernard Verlhac (Tignous) dan Georges Wolinski (Wolinski). Mereka selama ini terkenal karena berulang kali menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. Demikian dilansir AFP, Kamis (8/1/2015).
Laporan-laporan mengatakan Chard sedang menggelar rapat redaksi ketika dua pria bersenjata yang mengenakan topeng menyerbu masuk dan melepas tembakan dengan senapan mesin Kalashnikov. Kedua penyerang memekik Allahu Akbar saat melakukan serangan. Chard dengan teguh membela keputusan Charlie Hebdo memuat kartun Nabi Muhammad.
Tahun 2007 Charlie Hebdo harus membela diri di pengadilan sehubungan dengan kartun Nabi Muhammad, yang dicetak ulang di majalah itu, dan membuat marah umat Muslim dunia. Namun satir majalah yang antikemapanan itu amat beragam, termasuk membuat lelucon dari aspek-aspek Kristen dan Yudaisme. Sejak 2012, Chard menjadi pemred Charlie Hebdo, yang pertama kali terbit tahun 1969 namun berhenti tahun 1981 sebelum terbit kembali 1992.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Charbonnier mengatakan insiden serangan bom molotov ke kantornya pada 2011 merupakan serangan atas kebebasan dari 'ekstremis idiot' yang tidak mewakili komunitas Islam di Prancis. Sebelum terjadi tembakan, Charlie Hebdo sempat mencuit tentang kartun pemimpin kelompok militan Negara Islam (SIS), Abu Bakr al-Baghdadi. Sebelumnya pada November 2011, kantor majalah satire ini pernah dilempari bom sehari setelah menyajikan karikatur Nabi Muhammad.
Saat ini, Aparat Prancis memburu tersangka pelaku serangan kantor majalah satir Prancis Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang dan melukai 10 lainnya. saksi mata menyebut pelaku penembakan tersebut mengenakan pakaian serba hitam dan bertudung. Disebutkan ada dua pria bertudung memasuki gedung dengan menenteng senjata otomatis Kalashnikov. Saksi mata menyebut pelaku penembakan tersebut mengenakan pakaian serba hitam dan bertudung. Disebutkan ada dua pria bertudung memasuki gedung dengan menenteng senjata otomatis Kalashnikov.
Dalam serangan itu, 4 kartunis termasuk pemimpin redaksi Charlie Hebdo Stephane Charbonnier, dilaporkan termasuk korban tewas. Pemimpin redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, yang dikenal dengan Charb, dilaporkan meninggal dalam serangan itu, menurut sumber kehakiman kepada kantor berita Agence France Presse. Sebelum terjadi tembakan, Charlie Hebdo sempat mencuit tentang kartun pemimpin kelompok militan Negara Islam (SIS), Abu Bakr al-Baghdadi. Sebelumnya pada November 2011, kantor majalah satire ini pernah dilempari bom sehari setelah menyajikan karikatur Nabi Muhammad.