Showing posts with label Wartawan. Show all posts
Showing posts with label Wartawan. Show all posts

Biografi Ani Idrus Pendiri Harian Waspada

Biografi Profil Biodata Ani Idrus Wartawati Senior Pendiri Harian WaspadaAni Idrus (lahir di Sawahlunto, Sumatra Barat, 25 November 1918 – meninggal di Medan, Sumatra Utara, 9 Januari 1999 pada umur 80 tahun) adalah seorang wartawati senior yang mendirikan Harian Waspada bersama suaminya H. Mohamad Said pada tahun 1947. Ani Idrus dimakamkan di Pemakaman Umum Jalan Thamrin - Medan. Terakhir ia menjabat Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Harian Waspada dan Majalah Dunia Wanita di Medan. Selain berkecimpung dalam dunia jurnalistik, ia juga mendirikan dan memimpin lembaga pendidikan yang bernaung dalam Yayasan Pendidikan Ani Idrus. Pada akhir hayatnya, ia juga menjabat Ketua Umum Sekolah Sepak Bola WASPADA, Medan, Direktur PT. Prakarsa Abadi Press, Medan, dan Ketua Yayasan Asma Cabang Sumatra Utara.

Sebagai wartawati senior, ia juga ikut mendirikan dan membina organisasi PWI. Tahun 1951 turut mendirikan organisasi P.W.I. Medan, dan menjadi pengurus. Tahun 1953-1963, berturut-turut menjabat sebagai Ketua PWI Kring Medan. Tahun 1959 mendirikan 'Yayasan Balai Wartawan' Cabang Medan, dan dipilih sebagai Ketua, selanjutnya mendirikan 'Yayasan Akademi Pers Indonesia' (A.P.I.) dan menjabat sebagai Wakil Ketua. Tahun 1959 ia mendapat penghargaan dari PWI Cabang Sumut/Medan di Grand Hotel, karena telah berkecimpung dalam dunia pers selama kurang lebih 25 tahun. Ia mengambil alih kepemimpinan di Harian Waspada Medan tahun 1969 setelah H. Moh. Said mengundurkan diri. Pada 1979 ia menerima piagam Pembina Penataran Tingkat Nasional dari BP7 Jakarta. Kemudian, tahun 1984, bersamaan dengan hari Pers Nasional menjadi anggota KPB (Kantor Perwakilan Bersama) di Jakarta dari tujuh Surat kabar terbesar di daerah.

Selain menggumuli dunia jurnalistik dan politik, ia juga berkecimpung dalam dunia pendidikan. Tahun 1953 mendirikan 'Taman Indria' berlokasi di Jl. S.M. Raja 84, Medan khusus untuk Balai Penitipan Anak, Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Pada tahun itu juga sempat mendirikan Bank Pasar Wanita selama dua tahun berkantor di Pusat Pasar 125, Medan. Tahun 1960 mendirikan 'Yayasan Pendidikan Democratic' di Medan dengan tujuan mengembangkan dunia pendidikan dengan mendirikan: Democratic English School di Jl. S.M. Raja 195, Medan (kemudian dibubarkan karena adanya larangan sekolah berbahasa asing). Kemudian ia mendirikan S.D. Swasta 'Katlia', di Jl. S.M. Raja 84, Medan. S.D. 'Katlia' ini kemudian menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi 'Pembangunan'. Tahun 1978 mendirikan 'Yayasan Pendidikan Democratic' dengan membuka: - T.K., SD, SMP 'Perguruan Eria' di Jl. S.M. Raja 195. Selanjutnya, 1984 mendirikan Sekolah Pendidikan Agama Islam setingkat S.D. yaitu Madrasah Ibtidaiyah 'Rohaniah' di Jl. Selamat Ujung Simpang Limun, serta membangun masjid disampingnya. Kemudian, 1987 mendirikan 'Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan' (STIKP) dan mendirikan 'Kursus Komputer Komunikasi' (K-3) di Gedung Kampus STIKP.

Profil dan Biodata Mahyudi Herman Awak Indosiar

Profil dan Biodata Mahyudi Herman Awak IndosiarMahyudi Herman adalah Salah satu korban tewas kecelakaan tabrakan maut di Pondok Indah, Jakarta Selatan Selasa malam dan siang tadi dimakamkan di Tajurhalang, Bogor, Jawa Barat. Meski tampak tabah, keluarga mengaku shok dengan kecelakaan yang merengut nyawa korban. Dimata rekan kerjanya, almarhum yang merupakan karyawan Indosiar tersebut merupakan sosok yang baik dan juga rajin.

Nadia Esti Rohmah, memeluk erat foto ayahanda tercinta, Mahyudi Herman, saat jasad korban dimasukkan ke liang lahat. Sesekali air matanya menetes, tak menyangka sang ayah yang saat berangkat berkerja ke kantor kemarin, dalam kondisi sehat, pulang dalam kondisi tak bernyawa. Kecelakaan beruntun akibat ulah pengemudi mobil minibus di jalan Arteri Pondok Indah semalam, ikut merenggut nyawa ayahnya, yang saat kejadian tengah mengendarai sepeda motor sepulang bekerja menuju rumah, di Komplek Inkopad, Tajurhalang, Bogor.

Prosesi pemakaman berlangsung khidmat. Ratusan kerabat dan rekan kerja korban yang sejak pagi telah mendatangi rumah duka, tampak berduka. Korban yang tercatat sebagai karyawan PT Indosiar Visual Mandiri sejak tahun 1994 ini, dikenal sebagai teman yang baik, rajin dan pekerja keras.


Proses visum dan pembersihan satu dari empat jenazah korban tabrakan maut di Pondok Indah hampir selesai. Satu korban atas nama Mahyudi Herman telah selesai divisum dan saat ini telah dibawa ke rumah duka. Pantauan detikcom di ruang jenazah RS Fatmawati, Jaksel, Rabu (21/1/2015), pukul 02.22 WIB, tampak jenazah karyawan salah satu televisi swasta tersebut dibawa keluar menggunakan keranda menuju mobil jenazah milik RS Fatmawati.‎ Beberapa orang anggota keluarga, dan rekan kerja korban terlihat mengikuti mobil tersebut.

Jenazah akan dibawa ke rumah duka di Kompleks Pamulang Elok, Pondok Petir, RT 03 RW 03, Bojong Sari, Sawangan, Depok. Mahyudi adalah satu di antara 4 pemotor yang meninggal akibat tabrakan maut di Jalan Arteri Pondok Indah. Selain 4 orang meninggal dunia, ada beberapa korban yang mengalami luka-luka dan sedang ditangani di RS Fatmawati. Mobil Outlander menabrak 2 motor di depan gerai Holland Bakery lalu berusaha melarikan diri. Saat melaju, mobil ini menabrak Toyota Avanza dan menyebabkan Avanza ini menabrak 3 motor hingga terseret masuk ke jalur Transjakarta.


Stephane Charbonnier - PemRed Charlie Hebdo

Stephane Charbonnier - PimRed Charlie HebdoStephane Charbonnier adalah pemimpin redaksi majalah satir Prancis, Charlie Hebdo. Dia merupakan salah satu dari empat kartunis yang tewas dalam serangan pembunuhan dengan korban jiwa total 12 orang. Pria berusia 47 tahun yang dipanggil Chard itu sudah beberapa kali menerima ancaman pembunuhan dan pernah mendapat perlindungan dari polisi. Kartun rutinnya di majalah Charlie Hebdo diberi judul 'Chard tidak suka orang'.

Para kartunis di majalah beraliran politik kiri itu dikenal dengan nama panggilan. Pemimpin redaksi Stephane Charbonnier yang juga dikenal dengan nama 'Charb' adalah salah satu korban tewas. Selain itu, ada pula korban yang merupakan kartunis bernama Jean Cabut (Cabu), Bernard Verlhac (Tignous) dan Georges Wolinski (Wolinski). Mereka selama ini terkenal karena berulang kali menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. Demikian dilansir AFP, Kamis (8/1/2015).

Laporan-laporan mengatakan Chard sedang menggelar rapat redaksi ketika dua pria bersenjata yang mengenakan topeng menyerbu masuk dan melepas tembakan dengan senapan mesin Kalashnikov. Kedua penyerang memekik Allahu Akbar saat melakukan serangan. Chard dengan teguh membela keputusan Charlie Hebdo memuat kartun Nabi Muhammad.

Tahun 2007 Charlie Hebdo harus membela diri di pengadilan sehubungan dengan kartun Nabi Muhammad, yang dicetak ulang di majalah itu, dan membuat marah umat Muslim dunia. Namun satir majalah yang antikemapanan itu amat beragam, termasuk membuat lelucon dari aspek-aspek Kristen dan Yudaisme. Sejak 2012, Chard menjadi pemred Charlie Hebdo, yang pertama kali terbit tahun 1969 namun berhenti tahun 1981 sebelum terbit kembali 1992.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Charbonnier mengatakan insiden serangan bom molotov ke kantornya pada 2011 merupakan serangan atas kebebasan dari 'ekstremis idiot' yang tidak mewakili komunitas Islam di Prancis. Sebelum terjadi tembakan, Charlie Hebdo sempat mencuit tentang kartun pemimpin kelompok militan Negara Islam (SIS), Abu Bakr al-Baghdadi. Sebelumnya pada November 2011, kantor majalah satire ini pernah dilempari bom sehari setelah menyajikan karikatur Nabi Muhammad.

Saat ini, Aparat Prancis memburu tersangka pelaku serangan kantor majalah satir Prancis Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang dan melukai 10 lainnya. saksi mata menyebut pelaku penembakan tersebut mengenakan pakaian serba hitam dan bertudung. Disebutkan ada dua pria bertudung memasuki gedung dengan menenteng senjata otomatis Kalashnikov. Saksi mata menyebut pelaku penembakan tersebut mengenakan pakaian serba hitam dan bertudung. Disebutkan ada dua pria bertudung memasuki gedung dengan menenteng senjata otomatis Kalashnikov.

Dalam serangan itu, 4 kartunis termasuk pemimpin redaksi Charlie Hebdo Stephane Charbonnier, dilaporkan termasuk korban tewas. Pemimpin redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, yang dikenal dengan Charb, dilaporkan meninggal dalam serangan itu, menurut sumber kehakiman kepada kantor berita Agence France Presse. Sebelum terjadi tembakan, Charlie Hebdo sempat mencuit tentang kartun pemimpin kelompok militan Negara Islam (SIS), Abu Bakr al-Baghdadi. Sebelumnya pada November 2011, kantor majalah satire ini pernah dilempari bom sehari setelah menyajikan karikatur Nabi Muhammad.