John (Perancis: Jean) (24 Desember 1166 – 18 Oktober -19 Oktober 1216) naik tahta sebagai raja Inggris pada tanggal 6 April 1199 sampai kematiannya. Dia sukses naik tahta sebagai adik dari Raja Richard I (dikenal sebagai Richard si Hati Singa). John mendapatkan panggilan Lackland (“Sans Terre” bahasa Perancis; “Johann Ohne Land” bahasa Jerman) dan “Pedang Yang Halus.”
Pemerintahan pada masa kekuasaannya telah terbayangkan sebagai pemerintahan yang paling kelam dalam sejarah Inggris: dimulai dari kekalahan-kekalahan peperangan – kehilangan Normandia yang direbut oleh Philippe dari Perancis di lima tahun pertamanya menduduki tahta – dan diakhiri dengan perpecahan Inggris akibat perang sipil dan tekanan rakyat yang ingin dia melepaskan kekuasaannya. Tahun 1213, dia membuat Inggris harus berurusan dengan Paus ketika berkonflik dengan gereja Katolik Roma.
Dan penghianatan para baron yang memaksanya untuk menandatangani Magna Carta tahun 1215, salah satu kejadian yang paling diingat sampai sekarang. Beberapa orang beranggapan, bahwa, peraturan-peraturan yang dibuat John tidak lebih baik dari pada Raja Richard I atau Henry III. Begitulah kira-kira, reputasinya adalah salah satu alasan banyak monarki Inggris yang membatalkan mencalonkan John sebagai ahli waris yang mereka harapkan. Raja John juga menjadi subjek dalam drama yang dimainkan oleh William Shakespeare.
Magna Carta (Latin untuk "Piagam Besar") adalah piagam yang dikeluarkan di Inggris pada tanggal 15 Juni 1215 yang membatasi monarki Inggris, sejak masa Raja John, dari kekuasaan absolut. Magna Carta adalah hasil dari perselisihan antara Paus, Raja John, dan baronnya atas hak-hak raja: Magna Carta mengharuskan raja untuk membatalkan beberapa hak dan menghargai beberapa prosedur legal, dan untuk menerima bahwa keinginan raja dapat dibatasi oleh hukum. Magna Carta adalah langkah pertama dalam proses sejarah yang panjang yang menuju ke pembuatan hukum konstitusional.
Di masa pemerintahannya Setelah sukses menundukan Wales yang mengadakan pemberontakan tahun 1211 dan mengakhiri perselisihannya dengan kepausan, John mengalihkan perhatiannya kembali pada ketertarikannya ke luar negeri. Perang eropa mencapai puncaknya dengan kekalahan di pertempuran di Bouvines, yang memaksa raja John untuk menerima perdamaian yang tidak diharapkan dengan perancis. Hal ini akhirnya mengalihkan baron-baron dan berubah untuk melawannya, dan dia bertemu dengan pemimpinnya di Runnymede, dekat London, tanggal 15 Juni 1215 untuk menandatangani yang disebut Piagam Charter, dalam bahasa latin, Magna Charta. Karena dia menandatanganinya di bawah paksaan, tetapi, John mendapatkan restu dari Paus untuk mengingkari perjanjian itu segera setelah permusuhan itu berhenti, hal ini kemudian menyulut Perang Baron Pertama.
Sekian lama, anak-anak sekolah telah mempelajari mengapa raja John menandatangani Magna Charta dengan menempelkan segel bukan menandatanganinya, itu karena John tidak bisa membaca dan menulis (bertolak belakang dengan fakta bahwa John mempunyai perpustakaan besar yang diwariskannya sampai akhir hidupnya). Catatan ini tidak akurat dimana catatan itu mengklaim bahwa Christopher Columbus ingin membuktikan bahwa bumi itu bulat. Apakah penulis aslinya, yang menulis kesalahan ini mengetahui dengan pasti dan terlalu menyederhanakannya karena mereka menulisnya untuk anak sekolah atau apakah mereka salah informasi, tidak diketahui secara pasti. Akibatnya generasi berikutnya hanya mengetahui dua hal mengenai Raja John “kejahatan Raja John” dimana kedua hal itu salah. ( fakta yang lainnya yaitu apabila Robin Hood tidak ikut terlibat, pangeran John pasti akan menggelapkan uang untuk menebus raja Richard. Faktanya John benar-benar menggelapkan uang tebusan tersebut untuk membuat segel palsu, dan Robin Hood sebenarnya, mungkin atau tidak mungkin tidak pernah ada).