Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau (Disdik Kepri) menyatakan penyebab kematian M, siswa salah satu SMPN di Tanjunguban, Kabupaten Bintan, bukan Masa Orientasi Siswa (MOS) melainkan penyakit demam berdarah. "Kami sudah mengumpulkan informasi dari Disdik Bintan dan pihak sekolah. Dari informasi yang dihimpun, M menderita penyakit demam berdarah," kata Kepala Disdik Kepri Yatim Mustafa di Tanjungpinang, Senin (3/8).
Dia menegaskan belum bisa dibuktikan M yang meninggal dunia Minggu (2/8) disebabkan perlakuan panitia MOS. Hasil visum terhadap almarhum juga tidak memperlihatkan ada tanda-tanda kekerasan. "Saat pembukaan MOS pada 27 Juli 2015 dan pengisian materi MOS pada keesokan harinya, M hadir," katanya.
Yatim mengatakan M jatuh sakit saat istirahat siang setelah beberapa jam mengikuti MOS di hari kedua. Kemudia M dibawa ke rumah sakit, dan tidak ditemukan tanda-tanda bekas pemukulan. "Kami juga sudah mempertanyakan hal itu kepada panitia MOS. Panitia menegaskan tiak ada perlakukan keras terhadap M," ucapnya. Yatim mengatakan saat upacara sudah mengingatkan kepada Dinas Pendidikan kabupaten dan kota serta pihak sekolah untuk mengawasi pelaksanaan MOS. Dalam MOS tidak boleh ada kekerasan terhadap siswa baru.
Dalam MOS hanya boleh ada PBB, sosialisasi, permainan yang menumbuhkan semangat kebersamaan. Panitia MOS tidak boleh plonco peserta. "Perlakuan harus sesuai etika, norma-norma dan sopan, tidak boleh ada kekerasan," tegasnya. Menurut dia, pihak sekolah tempat MAbersekolah tetap dinilai lalai meski M meninggal dunia bukan disebabkan perlakukan panitia MOS. Seharusnya, peserta MOS yang sakit tidak mengikuti seluruh rangkaian kegiatan MOS yang menguras energi. "Namanya orang sakit itu butuh istirahat," katanya.
Kepala Polresta Bekasi Kota Komisaris Besar Daniel Bolly Tifaona mengatakan, jajarannya akan mencari penyebar informasi pertama di Facebook yang menyebut bahwa Evan Christoper Situmorang meninggal karena mengikuti kegiatan masa orientasi siswa (MOS) di sekolahnya. Pencarian ini dilakukan untuk mengetahui motif pemilik akun tersebut menyebarkan informasi ini. "Kami akan cari yang bersangkutan untuk kami mintai keterangan. Boleh simpati, tetapi jangan kasih info yang menyesatkan. Itu kan baru persepsi dia sendiri, Evan meninggal karena MOS. Nah, itu kami perdalam. Apa maksud dia mem-posting itu," ujar Daniel di Bekasi, Senin (3/8/2015).
Daniel mengatakan, Polresta Bekasi Kota sudah meminta bantuan tim cyber Polda Metro Jaya untuk mencari pemilik akun itu. Dalam kejadian ini, polisi belum menemukan pihak yang patut bertanggung jawab. "Semua masih proses lidik (penyelidikan), jadi belum ketahuan siapa pelakunya," ujar Daniel. Untuk diketahui, informasi mengenai meninggalnya Evan kali pertama tersebar dari posting-an salah satu netizen, Selly Christina, di Facebook. Dalam posting-an itu terdapat foto Evan yang sudah meninggal dunia, dan sang ibu yang duduk di samping Evan. Berikut ini adalah isi posting-an Selly di Facebook.
"Satu hal yang sangat disayangkan, telah meninggal salah satu Putera Bangsa, Adik kami Evan Christopher Situmorang, meninggal karena kecapean akibat MOS yang diadakan di SMP Flora Pondok Ungu Bekasi… Evan dalam kondisi sehat sebelum berangkat MOS, Adik kami rajin olah raga, renang, football, bulu tangkis… Tgl 27 Juli 2015 dia masih sekolah… Guru telepon papanya… suruh jemput ke sekolah katanya anaknya sakit… Suruh dibawa ke puskesmas medan satria… disuruh pulang lagi karena butuh istirahat. Dua hari dia dirumah… kemarin kejang-kejang… dibawah ke rumah sakit tapi rumah sakit pertama menolak… alasannya tidak ada alat… dia dibawa ke rumah sakit citra dijalan dah lewat.. bye.. adik Evan Situmorang… Tuhan berkati… #mendikbud #bapakanisbaswedan kami mohon untuk di hapuskan MOS dari sekolah… isikanlah ilmu yang bermanfaat bagi anak anak yang sudah kami lahirkan dan besarkan sedari kecil, hingga kelak mereka besar, bisa berguna bagi bangsa ini.. Selamat Jalan Evan Christopher Situmorang… Tuhan bersamamu kini."