Petra Laszo seorang wartawati Hungaria bekerja untuk stasiun televisi N1TV, bikin marah dunia gara-gara terekam dengan sengaja menendang pengungsi Suriah yang tengah berjuang masuk ke Hungaria lewat perbatasan Serbia. Tak cuma sekali dia menendang pengungsi, korbannya sampai tiga orang yakni seorang lelaki dewasa, seorang remaja perempuan, dan yang membuat dunia mengutuknya, dia menendang bapak-bapak tengah menggendong anaknya hingga terjatuh.
Atas perbuatannya ini, dia dipecat dari pekerjaannya. Ini sejumlah foto-foto yang memperlihatkan kelakuan Laszo dan bisa kamu saksikan sendiri betapa kuat kesengajaan dia menendang para imigran. Entah apa yang menjadi tujuannya. Yang jelas, sebagai seorang jurnalis dia tidak dibenarkan bersikap demikian. Apalagi saat dia menendang bapak-bapak yang membawa anak sehingga si anak jatuh tertindih bapaknya. TEGA BANGET SIH Laszo! Usut punya usut ternyata N1TV didanai oleh partai sayap kanan yang terkenal anti-imigran yakni Partai Jobbik.
Media sosial segera bereaksi atas kelakuan Laszo. 'Kelakuan yang gak beretika dari jurnalis N1TV ini tidak bisa diterima dan tidak bisa dimaafkan', tulis para netizen. Malah di perbatasan Hungaria-Serbia yang wilayahnya dinamakan Roszke terdapat spanduk besar menuntut Lazso dipenjara dan dikenakan pasal kriminal. Imigran Suriah memang tengah eksodus ke berbagai wilayah Eropa. Jerman dan Austria paling siap menerima mereka, sementara Italia, Hungaria, dan Yunani menolak datangnya para imigran ini. Rencananya komisi Eropa akan mengalokasikan pengungsi di tiga negara yakni Jerman, Austria, dan Spanyol. Selama dua tahun mereka akan tinggal di sana dan menjadi tanggungan pemerintah serta Uni Eropa.
Negara Selanjutnya yang akan turut serta menampung para pengungsi Suriah yakni Polandia, Belanda, Rumania, Belgia, dan Swedia. Atas keterbukaan Eropa ini banyak warga dunia angkat jempol. Padahal Eropa sangat terlambat dalam ikut campur masalah pengungsi Suriah. Negara yang peduli di awal pecah perang Suriah yakni Turki, Libanon, dan Yordania. Namun pengungsi terlalu banyak hingga tak bisa ditampung lagi. Akhirnya mereka lari ke tempat lebih jauh, Eropa, demi menjauhkan diri dari kejamnya perang.