Rajendra Sadashiv Nikalje alias Chhota Rajan alias Kumar Mohan (56), buronan aparat India, dibekuk di Bali. Pelaku kriminal ini dicari selama 20 tahun. Jejak terakhirnya terendus di Australia dan dibekuk setelah terbang ke Indonesia. Sejumlah media online India menyebutkan, Rajendra kesohor dengan nama Rajan. Dia dilahirkan di Mumbai, Maharashtra, India.
Namanya mulai mengkilap di dunia hitam setelah terlibat kasus 2 pembunuhan pada tahun 1980-an dan direkrut oleh kelompok penyelundup emas, Dawood. Pada masa itu, geng tumbuh subur di India. Perang antargeng sudah biasa. Mereka beraksi bak mafia. Rajan pernah jadi sasaran geng lain. Ia ditembak di sebuah hotel di Bangkok. Bak film, dalam perawatan medis, Rajan melarikan diri dan menghilang. Atas berbagai kejahatan seperti pembunuhan, penyelundupan, perdagangan, dan kepemilikan senjata api, Rajan yang dikenal dengan julukan gangster Mumbai ini diburu polisi India sejak 1994.
Namanya dimasukkan dalam daftar buronan Interpol setahun kemudian. Jejaknya tak terendus. Nah, Minggu (25/10/2015), polisi Australia mengabarkan Rajan menggunakan nama Kumar Mohan dan terbang menuju Indonesia. "Kami amankan di bandara (Ngurah Rai)," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto kepada detikcom, Selasa (27/10/2015).
Menurut data Interpol Indonesia, Rajan merupakan otak 20 kasus pembunuhan. "Saat ini yang bersangkutan di tahanan Polda Bali. Kami masih menunggu konfirmasi dari kepolisian India soal deportasi," kata Hery. Rajan terbang dari Sydney, Australia. Tak disebutkan sejak kapan ia tinggal di Negeri Kanguru itu. Berdasarkan data keimigrasian, dia berencana berada di Bali selama 15 hari. Namun sebelum rencananya terwujud, ia keburu dibekuk. Pelarian pelaku kriminal yang dicari selama 20 tahun itu pun tamat.
Buronan asal India, Chhota Rajan alias Rajendra Sadashiv Nikalje (56), dibekuk di Denpasar, Bali. Rajendra saat ini masih dititipkan di Polda Bali, dan menunggu penjemputan dari kepolisian India. Rajendra mengganti namanya Kumar Mohan.
Dia kabur dari India dan tinggal di Australia. Karena identitasnya terlacak, Kumar meninggalkan Australia dan terbang ke Indonesia. Rajendra dicari sejak 1994. Kepolisian India menerbitkan surat penangkapan pada tanggal 12 Oktober 1994. Nama Rajendra masuk DPO Interpol pada 9 Juli 1995. Berdasarkan catatan kepolisian, Rajendra terlibat dalam kasus pembunuhan sadis, penyelundupan, perdagangan, dan kepemilikan senpi.