Johny Setiawan (lahir 16 Agustus 1974; umur 41 tahun) adalah seorang peneliti di Institut Max Planck untuk Astronomi di Heidelberg, Jerman yang berasal dari Indonesia. Pada Juni 2005, kelompok astronom Eropa dan Brasil di bawah pimpinannya berhasil menemukan sebuah planet luar surya yang diberi nama HD 11977 b. Salah satu penemuan berikutnya adalah sebuah planet yang mengitari sebuah bintang yang sangat muda, bernama TW Hydrae. Penemuan ini dipublikasikan di Nature, vol. 451, 38 (2008). Planet tersebut masih dalam piringan cakram debu dan gas yang mengelilingi bintang induknya. Contoh penemuannya yang lain adalah HIP 13044 b, HD 47536 c, HD 110014 b, HD 110014 c, HD 11977 b, dan HD 70573 b.Eta2 Hydri (η2 Hyi / η2 Hydri) adalah sebuah bintang yang telah ber-evolusi lanjut pada tahap raksasa, berjarak kira-kira 216 tahun cahaya dari Bumi di rasi Hydrus. Melihat dari massanya, kemungkinan bintang ini berkelas A ketika masih berada pada tahap deret utama. Eta² Hydri b (juga dikenal sebagai HD 11977 b) adalah sebuah planet ekstrasurya yang mengorbit Eta² Hydri. Planet ini ditemukan pada tahun 2005 oleh tim yang dikepalai oleh Johny Setiawan dari Institut Max Planck, seorang astronom yang berasal dari Indonesia. Planet tersebut ditemukan dengan metode kecepatan radial, mengorbit bintang induk pada jarak sekitar 1,93 AU, dengan periode orbit sekitar 711 hari, dan bermassa sekitar 6,54 kali massa Yupiter.
Planet luar surya, atau eksoplanet, adalah planet di luar Tata Surya. Hingga Januari 2011, ada 519 eksoplanet telah ditemukan dan tercantum dalam Ensiklopedia Planet-planet luar surya. Sebagian besar telah terdeteksi melalui metode pengamatan langsung kecepatan radial (radial velocity) dan metode-metode lainnya selain penginderaan. Kebanyakan dari planet yang telah ditemukan tersebut adalah planet raksasa besar seperti Yupiter, bukan planet kecil yang padat dikarenakan keterbatasan dalam teknologi deteksi. Berdasarkan proyeksi pendeteksian terkini, planet-planet yang jauh lebih kecil, ringan, dan berbatu akhirnya akan melebihi jumlah planet gas raksasa luar surya.
Penemuan planet ini penting karena membuka cara pandang kita tentang pembentukan planet, karena sebelumnya diyakini bahwa bintang yang sudah sangat tua dan minim kandungan logam tidak mungkin memiliki planet. HIP 13044 b ditemukan oleh tim yang dipimpin Johny Setiawan dari Institut Max Planck dengan menggunakan teleskop MPG/ESO 2.2-m di Observatorium Selatan Eropa, La Silla, Chile, melalui metode kecepatan radial.