Pihak kepolisian di Prancis menyatakan salah seorang pelaku penyerangan pada Jumat (13/11) di Bataclan Paris adalah warga negara Prancis. Pelaku itu disebut sebagai ekstremis Prancis. Koresponden koran itu, bernama Willy Le Devin lewat Twitternya @Will_Id, menyatakan polisi telah mengindentifikasi identitas kewarganegaraan Prancis dari sidik jari. Kemudian, polisi mengkonfirmasi bahwa memang benar demikian.
Tujuh pria bersenjata di Paris melakukan bunuh diri dengan rompi peledak dan satu tewas ditembak polisi. "Tiga tim yang saling berkoordinasi" adalah pelaku di balik serangan yang terjadi pada Jumat (13/11), menurut jaksa Paris, Francois Molins. Salah satu tersangka pelaku, lahir pada 1985, berasal dari daerah pinggiran Paris. Dia pernah ditangkap karena kejahatan ringan antara 2004-2006. Data intelijen menyatakan bahwa dia diradikalisasi pada 2010 tapi tidak menjadi bagian jaringan manapun. Tersangka pelaku penyerangan di Stade de France ditemukan membawa paspor Mesir, menurut sumber polisi pada koran Prancis, Le Parisien.
#Lihat pula : Biografi Omar Ismail Mostefai Pelaku Terror Paris
Paspor lain yang ditemukan adalah milik warga Suriah yang lahir pada 1990. Badan intelijen Prancis tidak mengenali pelaku ini. Pemegang paspor Suriah tersebut masuk ke Pulau Leros, Yunani, pada Oktober, kata seorang menteri Yunani. Namun pemerintah Prancis belum membenarkan informasi tersebut. Seorang pria Macedonia dengan senjata berat ditahan pekan lalu dalam sebuah pemeriksaan rutin oleh polisi di jalanan di Jerman. Kemungkinan dia terkait dengan para pelaku penyerangan, menurut pemerintah Jerman. Mereka yakin pria tersebut akan menuju Paris.
Pemerintah Belgia sudah mengatakan bahwa mereka melakukan tiga penangkapan di Brussel terkait serangan di Paris setelah polisi menggeledah satu kawasan di ibu kota Belgia, pada Sabtu. Koran Le Parisien mengutip saksi mata yang mengatakan bahwa salah satu penyerang di stadium adalah seorang perempuan. Seorang jurnalis radio dari Europe1 termasuk salah satu orang yang disandera di gedung konser. Jurnalis bernama Julien Pierce itu berada di lokasi saat penembakan terjadi. Pierce menyebut beberapa pelaku masih sangat muda. Mereka tidak mengenakan masker dan memasuki aula dengan senjata otomatis saat konser hendak berlangsung.
#Lihat pula : Biografi Omar Ismail Mostefai Pelaku Terror Paris