KH Slamet Effendy Yusuf adalah Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). KH Slamet Effendi Yusuf sebelumnya pernah lama berkecimpung di dunia politik sebagai kader dan pengurus Partai Golkar. Dia pernah menjabat Ketua MPR-RI periode 1988-1993 dan anggota DPR-RI periode 1992-2009 dari Partai Golkar. Selain itu, Slamet juga pernah menjabat sebagai Ketua DPP Partai Golkar dan sempat menjabat Ketua PBNU periode 2010-2015 dan Ketua MUI pada periode 2009-2014.
Drs. H. Slamet Effendy Yusuf, M.Si. Lahir di Purwokerto Jawa Tengah pada 12 Januari 1948. Ia adalah putra pertama dari 4 bersaudara dari pasangan KH Yusuf Azhari dan Hj. Umi Kulsum. Slamet Effendy Yusuf merupakan anggota Dewan Juri yang mana perwakilan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan sekaligus menjadi Ketua Dewan Juri dalam kegiatan “Frans Seda Award”. Ia dibesarkan dalam lingkungan santri, yang bisa menjadikannya sebagai pemimpin muda islam. Seperti saat ia menjalankan pendidikan di Madrasah Mualimin Al-Hidayah, ia aktif dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan saat duduk di bangku kuliah, ia aktif dalam PMII dan Dewan Mahasiswa IAIN Jogjakarta. Sampai setamatnya dari bangku kuliah, ia aktif di Gerakan Pemuda Ansor, Organisasi Pemuda Nahdlatul Ulama.
Setamatnya dari Madrasah Mualimin, ia sempat melanjutkan di Fakultas Tarbiyah di kotanya purwokerto, namun hanya selama dua bulan. Kemudian ia pindah ke Jogja (1968) masuk Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga. Ketika kuliah, selain menjadi Ketua Dewan Mahasiswa (1973-1975), waktunya banyak digunakan untuk aktivitas di PMII dan Gerakan Pemuda Ansor, organisasi pemuda Nahdlatul Ulama.
Pada 1972, Ia dipilih menjadi Ketua Cabang PMII Jogja. Di mana ia yang menjadi motor perubahan yang memperjuangkan agar PMII, sebagai gerakan mahasiswa, menjadi organisasi yang independen dari struktur Partai NU sebagaimana dirumuskannya dalam Deklarasi Murnajati. Sejak di bangku SR sampai di bangku kuliah, selain aktif dalam organisasi, ia juga aktif dalam kepenulisan. Ia memulai bakat menulisnya tersebut dengan mendirikan sebuah majalah pelajar yaitu "Nur Al_Hidayah". Kemudian bakatnya tersebut ia teruskan sampai ia duduk di bangku kuliah. Ia aktif menulis di beberapa surat kabar yang terbit di Jogjakarta maupun di Jakarta, selain itu ia juga semat menjadi Penyiar radio Mahasiswa IAIN pada 1970.
Pada 1988, Slamet memutuskan untuk berhenti menjadi wartawan. Ia sempat menjadi wakil Pemimpin Redaksi atau Wakil Pemimpin Umum. Karena pengalamannya berorganisasi, membuatnya juga terjun ke dunia politik. Di partai Golkar ia memulai karirnya di bidang politik. Slamet pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Pemuda DPP Golkar periode 1988-1993, yang mengantarkannya menjadi anggota MPR-RI pada periode 1988-1993 serta sebagai anggota DPR-RI pada periode 1992-2009. Setelah reformasi bergulir, dalam paradigma baru Partai Golkar pimpinan Akbar Tanjung dia menjadi Ketua DPP Partai Golkar dan Ketua Pelaksana Harian Panitia Konvensi Partai Golkar. Saat ini ia menjadi Wakil Ketua PBNU (2010-2015) serta Ketua MUI (2009-2014).
KH Slamet Effendy Yusuf meninggal dunia pada Rabu (2/12/2015) malam sekitar pukul 23.00 WIB di Bandung, Jawa Barat. Slamet meninggal dunia dalam usia 67 tahun. Istri almarhum, Siti Aniroh yang juga Sekretaris Jenderal PP Muslimat NU, saat dihubungi pada hari ini, Kamis (3/12/2015), membenarkan kabar duka tersebut. Saat ini, jenazah Slamet sudah berada di kediamannya, kawasan Cibubur, Jakarta Timur dan akan dikebumikan di kampung halaman almarhum di Purwokerto, Jawa Tengah. Mengenai penyebab meninggalnya Slamet, hingga kini belum diketahui secara pasti. Sebelumnya, berdasarkan pesan singkat yang diterima dari salah satu Ketua PBNU, Sultan Fatoni, disebutkan bahwa Slamet effendi Yusuf mengembuskan nafas terakhir di Bandung saat sedang mengikuti acara lembaga pengkajian MPR.