Pada tahun 2000, menikah di usia 16 dan memiliki 2 orang anak. Kemudian berpisah dari suaminya karena sang suami tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan, Mary pernah menjalani berbagai pekerjaan seperti penjual es lilin, pisang goreng dan telur balot, namun tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Pada tahun 2009, Mary sempat bekerja di Dubai sebagai PRT. Namun ia hanya bekerja 10 bulan karena mengalami perlakuan tak baikn oleh sesama pekerja satu majikan, akibatnya dia mengalami trauma berat dan sempat dirawat selama 1 bulan di Rumah Sakit.

Tanggal 25 April 2010, Mary tertangkap tangan di Bandara International Adi Sucipto Yogyakarta, di dalam tasnya ditemukan barang terlarang. Selama proses hukum, Mary didampingi penasehat hukum yang ditunjuk Polda DIY, namun hanya bertemu saat persidangan. Selama pemeriksaan dan penyidikan, Mary didampingi penerjemah bahasa Inggris, namun sepanjang proses tersebut Mary tidak memahami apa yang dituduhkan padanya karena dia tidak bisa berbahasa Inggris. Dia hanya bisa berbahasa asli Tanah Airnya, Tagalog. Belakangan diketahui penerjemah yang ditunjuk bukan yang tersumpah melainkan hanyalah seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Bahasa Asing di Yogyakarta.
Pada tahap akhir persidangan, majelis hakim bertanya pada Mary, "Are you regret?", ia langsung menjawab "No". Lantaran keterbatasan bahasa Inggrisnya, dia mengira maksud pertanyaan hakim adalah "Apakah kamu mengakui perbuatanmu?" karenanya dia menjawab tidak. Selanjutnya, Oktober 2010, Majelis Hakim PN Sleman memvonis Mary hukuman mati. Sempat mengajukan kasasi, PK dan grasi, namun keduanya ditolak. Saat ini, Mary sudah dipindahkan dari Yogyakarta ke Nusakambangan pada Jumat pagi, 24 April 2015. Dia menempati ruang isolasi di Lapas Besi Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.