Hj. Iriana atau juga dikenal dengan Ibu Iriana Jokowi (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, 1 Oktober 1963) adalah Ibu Negara Indonesia yang menjabat sejak 20 Oktober 2014. Ia adalah istri dari Presiden Indonesia ketujuh, Ir. H. Joko Widodo. Pada saat Joko Widodo masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, sebagai istri gubernur, Iriana juga menjabat Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta 2012-2014. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surakarta sejak 2005 hingga 2012 saat suaminya menjabat sebagai Wali Kota Surakarta. Iriana menikah dengan Joko Widodo di Solo, tanggal 24 Desember 1986, dan memiliki 3 orang anak, yaitu Gibran Rakabuming Raka (1988), Kahiyang Ayu (1991), dan Kaesang Pangarep (1995).
Kehidupan Awal Iriana lahir dari pasangan Noto Mihardjo (ayah) dan Sudjiatmi (ibu). Ayahnya adalah seorang guru SMA. Ia memiliki 4 orang saudara, masing-masing bernama Anik, Anto, Andi dan Anjas. Pemberian nama Iriana oleh kakeknya ada sangkut pautnya dengan tanah Papua. Kakeknya seorang guru di Jayapura sebelum tahun ’60-an. Lalu kakeknya pulang ke Jawa, lahir cucu perempuannya tahun 1963 diberi nama Iriana. Ia senang mendapat nama itu, dimana dulu nama Papua adalah Irian Jaya. Perkenalan Iriana dengan Jokowi dapat dikatakan terjadi secara tidak sengaja. Iriana adalah teman adik Jokowi, Iit Sriyantini. Saat masih sekolah, perempuan kelahiran 1 Oktober 1963 di Kota Solo itu sering berkunjung ke rumah Jokowi diajak Iit. Tanpa sengaja, Iriana bertemu Jokowi yang saat itu masih kuliah di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Setahun setelah lulus, keduanya melangsungkan pernikahan, pada tanggal 24 Desember 1986, dengan mas kawin berupa cincin seharga Rp 24 ribu, cincin itu masih dipakai hingga kini di jari manis kirinya. Saat menikah, Jokowi sudah bekerja di PT Kertas Kraft Aceh. Jokowi akhirnya memboyong Iriana tinggal di Aceh. Disana, Iriana mengandung anak pertama mereka, Gibran Rakabumi. Jelang waktu kelahiran Gibran, keduanya pindah ke Solo. Akrab dipanggil Ana, semenjak menikah dengan Jokowi, Iriana yang menyandang gelar sarjana ekonomi, lebih banyak menghabiskan waktunya untuk merawat suami dan 3 anak mereka. Ketika suaminya menjabat Walikota Solo, Ana memimpin kegiatan PKK dan banyak menjalankan kegiatan sosial yang bersinggungan langsung dengan masyarakat. Salah satunya masalah kemiskinan. Kepeduliannya pada ‘wong cilik’ di Solo, karena dulu suaminya juga pernah merasakan rumah digusur tanpa ada pesangon. Ana tak mau kejadian pahit itu dialami lagi oleh warga Solo. Untuk memberdayakan warga, dia banyak membuat program-program pelatihan usaha.
Iriana memang dikenal dengan figur yang sederhana dan melakukan segala sesuatu berdasarkan hati nuraninya, tanpa rambut disasak atau make up berlebihan. Tidak terlihat penampilan mencolok seperti istri pejabat kebanyakan.Membangun bahtera rumah tangga puluhan tahun lamanya, Iriana mendampingi Joko Widodo dari titik terendah hingga titik tertinggi, mulai dari tukang kayu hingga jadi presiden. Kedekatannya dengan rakyat, membuat banyak warga Solo merasa kehilangan ketika Ana hijrah ke Jakarta, menemani suaminya yang menjabat Gubernur DKI. Meski menjadi istri pejabat, Penyuka yoga ini tak mau bersikap seperti seorang ndoro. Tak jarang dia mengerjakan pekerjaan rumah sekalipun ada pembantu. Ana juga lebih senang berbelanja ke pasar tradisional, terutama Pasar Klewer Solo. Iriana memang dikenal sebagai perempuan sederhana dan bersahaja. Perempuan yang dikenal ramah dan selalu ceria ini tak pernah tampil glamour. Rias wajahnya tak pernah menor, dan tak penah mengenakan barang-barang mewah.
Saat suaminya dilantik menjadi Gubernur Jakarta, 15 Oktober 2012, Iriana hanya tampil dengan kebaya putih tanpa aksesoris yang mencolok. Pada masa kampanye akhir Juni lalu, Iriana mengubah penampilan dengan mengenakan hijab. Sang suami sempat menggodanya, dengan mengatakan penampilan baru itu membuat Ana terlihat lebih cantik. Dengan kemenangan suaminya di pemilu presiden 2014, Ana pun akan menanggalkan status istri gubernur menjadi Ibu Negara. Iriana memberikan dukungan penuh, mengantar, mendampingi Jokowi berjuang hingga meniti sukses, dimulai sejak lulus UGM, menjadi pegawai BUMN di Aceh, berlanjut merintis usaha meubel, terjun ke dunia politik menjadi Walikota Solo dua periode, menjadi Gubernur DKI, hingga menjadi Presiden RI ke-7. *) Berbagai Sumber