Kronologi dan Penyebab Tewasnya Esthi bermula Rabu (11/5/2016), sekitar pukul 07.00 WIB saat dua gajah dibawa ke lapangan untuk latihan adaptasi dengan pawang masing-masing. Gajah Panamsari (betina) didampingi Febri, sang pawang dan Gajah Panamtu (jantan) didampingi pawang Umar dan Arif. Saat korban bermaksud memfoto gajah jantan di depannya, tiba-tiba gajah itu menyeruduk korban dan mengenai tubuhnya dan Korban langsung tersungkur. Karena goncangan gajah, pawang Arif yang menaiki gajah juga terjatuh. Setelah korban jatuh, korban sempat ditolong dua orang pedagang.
Setelah ditolong, korban bermaksud mengambil ponselnya yang terjatuh, namun gajah jantan tersebut masih berusaha menyeruduk, Pawang kemudian memberi aba-aba agar korban berlari. Ketika diajak lari, korban terpeleset. Gajah kemudian mengambil ancang-ancang mundur dan menyerang korban mengenai tubuh hingga korban kemudian tersungkur. Pawang kemudian mengiring ke dua gajah ke kandang dan Korban kemudian diberi pertolongan oleh pedagang dan pegawai wisata untuk dibawa ke RSUD, namun nyawanya tidak tertolong lagi. drh Esthi Oktavia Wara Hapsari ternyata sudah meninggal terlebih dahulu saat tiba di rumah sakit dengan cedera serius. Kematian dokter hewan muda akibat diserang gajah tentu saja menimbulkan kewaspadaan kembali terhadap penanganan satwa liar di lembaga konservasi. Setiap hewan memiliki karakter yang dipahami oleh keeper atau pawang masing-masing, dan dokter hewan sebaiknya bersinergi dengan pawang dalam melakukan setiap tindakan kepada satwa liar di lembaga konservasi tersebut. Dokter itu hanya mengerti soal keadaan medis sedangkan untuk kebiasaaan hewan yang mengerti pawang masing-masing.