Mohamed Lahouaiej Bouhlel Pria berusia 31 tahun itu adalah migran kelahiran Tunisia, tetapi telah memperoleh status sebagai warga negara Perancis. Bouhlel adalah seorang ayah. Detail tentang identitasnya diketahui dari berkas-berkas yang ditemukan di dalam lori yang digunakannya untuk menabrak mati puluhan orang itu. Menurut CNN, dia mengemudikan truk sejauh dua kilometer di kawasan tepi pantai Promenade des Anglais, Nice, kota di tepi Laut Mediterania, Perancis selatan. Saat itu, 14 Juli malam, warga Perancis dan turis sedang berbaris di sepanjang jalan tepi pantai untuk menyaksikan kembang api dalam rangka peringatan Hari Nasional (Bastille Day). Bouhlel mengemudikan truk seberat 16 ton dan menabrak dengan cara zigzag dengan banyak korban adalah anak-anak dan perempuan. Dua anak meninggal dalam perawatan dan 50 anak sedang dirawat di rumah sakit terdekat dalam kondisi "antara hidup dan mati". Menurut media Inggris tersebut, Bouhlel memiliki kewarganegaraan ganda. Dia diyakini telah dikenal polisi karena memiliki sejarah serangan bersenjata. Sekalipun demikian, Bouhlel tidak termasuk dalam daftar terduga teroris aparat intelijen Perancis.
Lahir di Tunisia sebelum pindah ke Perancis, pria satu anak ini juga dilaporkan menyimpan sejumlah senjata berbahaya di dalam truk lori yang digunakannya. Di dalam truk lori itu, polisi menemukan senjata serbu laras panjang, sebuah pistol, dan satu granat tangan. Diperkirakan, Bouhlel sedang merencanakan serangan besar yang lebih dahsyat. Meski demikian, polisi belum menemukan kaitan Bouhlel dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Polisi masih menyelidiki kemungkinan-kemungkinan lain. Laporan terbaru yang dihimpun Daily Express menyebutkan, pelaku serangan teror di Nice menyewa truk lori dua hari sebelum serangan di Provence-Alpes-Cote d'Azur ini. Menurut laporan, Bouhlel telah memarkirkan kendaraannya di jalan selama sembilan jam sebelum serangan itu. Ia mengatakan kepada polisi sedang mengirim es krim. Bouhlel memiliki seorang anak berusia tiga tahun dan pernah tampil di pengadilan pada Maret lalu karena tindak kekerasan, tetapi tidak dirincikan jenis kekerasan yang dilakukannya.
Penyidik kepolisian telah menggeledah tempat tinggal Bouhlel di kawasan Abattoirs, Nice, yang diyakini sebagai rumah milik sang pembunuh itu. Keluarga Bouhlel kini sedang dalam interogasi aparat kepolisian. "Dia dikenal polisi karena kekerasan dan penggunaan senjata, tetapi tidak terkait terorisme," kata sebuah sumber. "Kartu identitasnya ditemukan di dalam lori. Dia memiliki kewarganegaraan Perancis dan Tunisia," kata sumber tersebut. Truk yang dikendarai Bouhlel memulai perjalanannya dari daerah perbukitan di luar kota, sebelum akhirnya masuk ke pusat keramaian di kota Nice. Setelah mengetahui kawasan tempat tinggal pria asal Tunisia itu, polisi sedang melacak kemungkinan adanya peran orang lain dalam membantu aksi Bouhlel. Polisi juga ingin mengetahui bagaimana dia membayar uang sewa truk dan dengan cara bagaimana dia mendapatkan truk lori itu. Semua informasi yang belum terungkap itu akan membantu polisi untuk melacak jaringannya jika itu ada ataukah Bouhlel hanya pemain tunggal.