Biodata Goh Liu Ying - Atlet Bulu Tangkis Malaysia

Biografi Profil Biodata Goh Liu Ying - Atlet Bulu Tangkis MalaysiaGoh Liu Ying, pebulu tangkis Malaysia kini menarik perhatian masyarakat yang setia menonton Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Sulung dari tiga bersaudara tersebut memang memiliki paras yang cantik serta bentuk tubuh profesional layaknya seorang model. Dan ternyata benar, Goh Liu Ying memang sempat belajar modeling di Amber Chia, pada 2015 lalu. Lahir: 30 Mei 1989 (27 tahun), Melaka, Malaysia dengan Tinggi: 5 ft 5″

Sehingga tak heran apabila banyak yang berpendapat bahwa setelah tak bermain bulu tangkis lagi kemungkinan besar rival pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir ini akan beralih profesi menjadi seorang model. Apalagi saat tampil di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, dirinya sering mengalami cedera lutut sehingga dirinya harus melewati sejumlah kejuaraan bergengsi sebelumnya. Mau tahu secantik apa Goh Liu Ying? Simak foto-fotonya di bawah ini.

Goh Liu Ying (lahir Mei 1989 30 di Malaka ) adalah Malaysia pemain bulutangkis profesional yang bersaing di acara ganda. Dia dan pasangan tetap nya, Chan Peng Soon telah peringkat setinggi No 3 di seluruh dunia di ganda campuran. Mereka memenangkan medali perak di Olimpiade 2016 . Goh Liu Ying itu lolos ke final bulu tangkis nomor ganda campuran Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Berpasangan dengan Chan Peng Soon, Goh Liu Ying melawan pasangan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada laga final di Riocentro Pavilion 4, Rabu (17/8/2016) malam WIB. Goh Chak Wee, ayah Liu Ying, sangat bangga putri sulungnya lolos ke final.

Melalui akun media sosial Instagram-nya, Goh Liu Ying tidak segan-segan menumpahkan seluruh isi curhatan hatinya setelah dipaksa bertekuk lutut oleh Tontowi/Liliyana pada laga final beberapa hari yang lalu. Meski gagal meraih medali emas untuk negaranya, pebulutangkis yang memiliki wajah imut ini ternyata sangat bersyukur atas perolehan yang diraihnya tersebut. Hal ini dikarenakan dirinya tidak pernah menyangka dapat masuk ke final, terlebih dirinya yang sempat cedera ketika negaranya tengah melakukan persiapan ajang olimpiade ini pada dua tahun yang lalu. Tentunya tidak mengherankan jika ia sangat bangga meski dikalahkan di babak final.