Eko Yuli Irawan Lifter asal Lampung merebut Medali kedua Indonesia diraih di cabang angkat besi, medali perak di nomor angkat berat 62 kg putera, Olympiade Rio 2016, Brasil. Dia mencatat total angkatan 312 kg, hanya enam kilogram di bawah peraih medali emas, Oscar Figueroa asal Kolombia yang mencatat 318 kg. Medali perunggu diraih atlet Kazakhstan yang mencatat angkatan total 305 kg.
Eko Yuli Irawan dan Figueroa bertarung ketat untuk merebut medali emas, setelah atlet favorit asal Cina, Chen Lijun mundur karena cedera menyusul kegagalan mengangkat beban 143 kg di angkatan snatch. Eko dan Figueora sama-sama mencatat 142 kg di angkatan snatch. Lalu perebutan emas pun ditentukan di angkatan clean and jerk. Figueora berhasil mengangkat 176 kg di clean and jerk. Sementara Eko gagal, setelah berhasil mencatat 170 kg.
Eko Yuli kepada BBC Indonesia setelah merebut perak angkat besi di kelas 62 kg putra di Olimpiade Rio. Di Olimpiade 2016 ini, medali emas sudah di depan mata, tapi lawan ternyata bisa melakukan total angkatan yang lebih baik, sehingga untuk kali ini emas belum bisa diraih. Atlet berusia 27 tahun ini mengungkapkan bahwa selama berlomba di kelas 62 kg, ia membuat strategi dengan mengamankan posisi medali perak.
Medali emas di nomor ini diraih atlet Kolombia, Oscar Figueroa, dengan total angkatan 318 kg, enam kilogram lebih berat dari total angkatan Eko Yuli. Atlet yang sebenarnya difavoritkan meraih emas adalah olahragawan Cina, Chen Lijun, namun ia mundur setelah mengalami kram, menyusul upayanya mengangkat beban 143 kg untuk snatch. Bagi kontingen Indonesia ini adalah perak yang kedua, sebelumnya Sri Wahyuni menyabet perak, juga dari angkat besi, di kelas 48 kg putri.