Gary Johnson yang lahir 1 Januari 1953; umur 63 tahun merupakan seorang politisi dan pengusaha asal Amerika Serikat. Dirinya pernah menjadi Gubernur New Mexico dari tahun 1995 sampai 2003. Ia juga pernah menjadi kandidat Capres 2012 melalui Partai Libertarian. Partai Libertarian adalah salah satu partai politik di Amerika Serikat yang berasaskan kebebasan (liberal).
Salah satu calon Presiden AS yang bertarung dalam pemilu 2016 ini adalah Gary Johnson. Pria kelahiran 1 Januari 1953 tersebut merupakan kandidat yang dicalonkan Partai Liberal Amerika Serikat. Partai di luar Republik dan Demokrat--termasuk Liberal, di Amerika Serikat, biasa disebut "partai ketiga". Johnson bukan orang baru dalam percaturan politik AS. Ia pernah menjabat Gubernur Negara Bagian New Mexico dari 1 Januari 1995 sampai 1 Januari 2003. Selain menjabat Gubernur New Mexico, Johnson sampai 2011 tercatat sebagai kader Partai Republik AS.
Biography Gary Johnson - Politisi Amerika Serikat :
Nama : Gary Earl Johnson
Lahir : 1 Januari 1953 di Minot, North Dakota, U.S.
Partai politik : Libertarian (2011–present)
Suami/istri : Dee Simms (1977–2005)
Pasangan hidup : Kate Prusack (Engaged 2009–present)
Alma mater :University of New Mexico, Albuquerque
Agama : Protestant (Lutheranism)
Gary Johnson 29th Governor of New Mexico
Masa jabatan 1 January 1995 – 1 January 2003
Didahului oleh Bruce King - Digantikan oleh Bill Richardson
Pemilihan Presiden AS 2016 merupakan kali kedua Johnson mencalonkan diri untuk jadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam. Pada 2012, ia sempat mencoba peruntungannya dalam pemilu. Namun, upayanya tersebut gagal. Dalam perhitungan suara, Johnson hanya mendapat 1.275.821 suara atau 0,99 persen. Jauh di bawah suara Barack Obama dan penantangnya, Mitt Romney. Di 2016, Johnson kembali memberanikan diri bertarung dalam pemilu. Tak main-main, ia berpasangan politikus senior AS dan eks Gubernur Massachusetts, William Weld. Pasangan Jonson dan Weld pada pilpres ini digadang-gadang jadi kuda hitam. Pernyataan itu didasari beberapa hasil jajak pendapat menyambut berlangsungnya pilpres AS.
Pada Agustus lalu, jajak pendapat pemilu AS mencatat sebanyak 15 persen warga AS siap memberikan suaranya kepada Johnson. Catatan itu merupakan sejarah bagi AS. Pasalnya, sejak pilpres AS digelar baru pertama kali calon "partai ketiga" mendapat suara dalam jajak pendapat di atas 10 persen. Melihat perkembangan pesat Johnson, Partai Demokrat sempat kebakaran jenggot. Tagline "memilih partai ketiga sama dengan memilih Donald Trump" pun diluncurkan. Selama berkecimpung dalam dunia politik, ia mendeskripsikan dirinya sebagai seorang konservatif dan sosial liberal. Ia pun menyebut ancaman terbesar bagi AS adalah Korea Utara.