Kharisma Jati adalah seorang illustrator komik lepas dan desainer kulit muka untuk penerbit Gradien Mediatama Yogyakarta. Sebelum itu, ia sempat bekerja di berbagai tempat, memperkaya pengalamannya sebagai komikus. Pada 2003-2004, misalnya, ia pernah menjadi direktur artistik, storyboard artist dan lead animator untuk proyek Animasi Jatayu MSV Amikom Yogyakarta dan setelah itu bekerja untuk penerbitan Alfamedia Yogyakarta dan bertanggung jawab sebagai desainer grafis dan coloring artist.
Tahun lalu, Jati, demikian ia biasa disapa, juga bekerja paruh waktu di Funcel Animation Studio Malaysia sebagai storyboard artist. Beberapa karya komiknya telah dipublikasikan sejak 2005, misalnya kreasinya yang bertajuk Die Jüie (2005) dan Dead Terrorism (2006) yang diterbitkan oleh Departemen Agama, komik semi-instalasi, Comicus Interruptus (2007) yang dipamerkan di Neo Nation, Jogja Bienale IX serta ilustrasi komik Anak Kos Dodol (2009) yang diterbitkan oleh Gradien Mediatama Yogyakarta.
Dalam berbagai kompetisi, Jati sering mendapatkan gelar juara pertama atau kedua, seperti menjadi Juara II dalam Lomba Gambar Stabilo Tingkat Nasional (2004), Juara II dalam Lomba Poster Anti-NAPZA Tingkat Nasional (2004), Juara I dalam Lomba Komik Keagamaan Departemen Agama Tingkat Nasional (2004) dan Juara II dalam lomba yang sama setahun berikutnya. Kabar terakhir komikus Kharisma Jati, dikenal karena komik Anak Kos Dodol Dikomikin dan God You Must Be Joking itu, dikabarkan membuat sebuah komik yang melibatkan seorang komikus perempuan dan menjadi perbincangan netizen.
Komik tersebut sudah dihapus dan belum jelas mengapa Kharisma sampai membuat komik itu, tapi menurut beberapa anggota komunitas komik, terjadi sebuah konflik antara Kharisma dan komikus perempuan tersebut. Komik tersebut mendapatkan reaksi keras dari komunitas komik dan netizen Indonesia yang mengecam perbuatan Kharisma dan memberikan dukungan kepada sang komikus perempuan bahkan ada yang mengutuk keras komik buatan Kharisma itu dan mengimbau supaya karyanya dihentikan peredarannya karena yang dilakukan Kharisma sudah melewati batas.