Elia Massa Manik adalah Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Holding) yang disebut-sebut telah ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menggantikan Dwi Sutjipto, yang diberhentikan pada akhir Januari lalu. Pelantikan sebagai orang nomor satu di perusahaan minyak milik negara itu akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan. Sumber Tempo di Istana dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara membenarkan penunjukan Elia. “Pelantikan cukup dengan surat Menteri BUMN,” ujar sumber itu, Selasa, 14 Maret 2017. Elia memulai karier di PT Indofood Sukses Makmur (INDF), dan kemudian bergabung dengan Suez Group yang dia tinggalkan pada 2001. Saat itu, dia bergabung dengan PT Kiani Kertas dan kemudian bergabung dengan PT Jababeka.
Elia juga pernah menjadi Chief Executive Officer PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia, sebelum akhirnya dia memimpin PT Elnusa sebagai Presiden Direktur. Setelah bekerja di Elnusa, Elia memimpin perusahaan induk holding BUMN perkebunan yaitu PTPN III (holding). Elia diketahui menjadi Dirut PTPN (Holding) sejak April 2016. Di perusahaan itu, dia melakukan restrukturisasi dengan memangkas jumlah direksi PTPN menjadi maksimal hanya tiga orang. Sebelum bekerja di PTPN, Elia bekerja sebagai Presiden Direkur PT Elnusa sejak Juli 2011 hingga 2014. Elia Massa Manik dianggap sukses membawa Elnusa kembali menjadi perusahaan yang sehat, setelah adanya kasus pembobolan dana perusahaan di Bank Mega.
Elia melakukan sejumlah perbaikan di Elnusa, yang pada saat dia masuk memiliki operating cash flow yang negatif sebesar Rp 200 miliar. Salah satu contoh perbaikan yang dilakukannya adalah dengan melakukan refinancing di Elnusa, selain itu dia juga melakukan perbaikan sumber daya manusia di sana. Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Sumarno mencopot Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama, Ahmad Bambang dari jabatannya pada 3 Februari lalu. Pemegang saham kemudian menunjuk Direktur Gas dan Energi Baru Terbarukan Pertamina Yenni Andayani sebagai pelaksana tugas direktur utama selama 30 hari atau sampai 3 Maret 2017, yakni saat direktur utama dilantik. Namun Menteri Rini memperpanjang masa jabatan Yenni dengan alasan belum mendapatkan nama-nama calon terbaik untuk menjadi Direktur Utama Pertamina.