Rev. John Hartman adalah pendiri Gospel Overseas Studio atau GO Studio (pelayanan media televisi kristen pertama di Indonesia). Ia memulai pelayanannya di Placerville, California sejak tahun 1976. Selain aktif dalam pelayanan lewat media televisi, dengan mendirikan beberapa stasiun televisi lokal, Hartman juga aktif mengadakan KKR-KKR, baik dalam gereja maupun lapangan-lapangan di seluruh Indonesia baik kota besar maupun daerah terpencil, di Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya.
Hartman pernah bekerja sebagai seorang detektif di LBPD (Long Beach Police Department, California), serta menjadi bodyguard dari penyanyi-penyanyi terkenal masa itu, yang beberapa diantaranya adalah Elvis Presley dan Michael Landon. Rev. John Hartman seorang tokoh publik ternama Tanah Air dan pembicara Penyegaran Rohani Kristen Protestan di RCTI meninggal dunia Selasa (21/3) jam 17.07 di GO Studio; Cikarang. Sosoknya memang sangat lekat dengan acara Penyegaran Rohani Kristen Protestan yang tayang di stasiun televisi RCTI setiap hari Minggu.
Rev. John Hartman memulai pelayanannya di Placerville, California tahun 1976. Selain aktif dalam pelayanan lewat media televisi, ia juga mendirikan beberapa stasiun televisi lokal. Mengadakan banyak KKR di gedung gereja dan lapangan di Indonesia, Amerika dan banyak negara. Desember 2008 di kepulauan terpencil, di Nusa Tenggara Timur. Usai KKR, kembali ke Jakarta. Akhir Desember John mengunjungi keluarga di Amerika untuk merayakan Natal. Setahun berlalu, tepatnya Desember 2009, John ke Amerika untuk merayakan Natal. John bersikeras tetap pulang karena memikirkan jiwa-jiwa di Indonesia.
Setelah beberapa waktu di Jakarta, membawa John ke Singapura tentu tidak bisa dengan pesawat komersial biasa. Harus menggunakan pesawat pribadi. Saudara sepupu John membantunya. Jam delapan malam John didampingi istri dan dokter berangkat dari Bandara Halim. Berdasarkan pemerikasaan, obat yang diberikan dokter di Indonesia sangat keras sehingga telah melukai usus John. Setibanya di rumah sakit itu, John langsung di operasi. Setelah dilakukan operasi, beberapa hari kemudian Mary ingin segera membawa Pak John pulang ke Indonesia. Karena mereka tidak punya uang perawatan untuk waktu yang lama. Dokter yang menangani John mengatakan, bahwa biaya pengobatan sudah ada yang menanggung. Dokter itu mengatakan saat John tiba di RS memang kondisinya sangat kritis.