Alfian Tanjung merupakan Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA) yang juga merupakan Wakil Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Pusat. Selama ini Alfian Tanjung dikenal sebagai pakar Anti Komunis karena itu kajian-kajian dan kehadirannya di hadapan publik kerap menyuarakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan anti PKI. Alfian Tanjung menyebut jika dirinya telah mendalami pengetahuan tentang PKI selama lebih dari 30 tahun. Di bidang organisasi, Alfian Tanjung merupakan pimpinan Taruna Muslim yang merupakan organisasi yang kerap menyuarakan kewaspadaan terhadap bangkitnya PKI.
Selain itu, Alfian Tanjung merupakan Ketua Departemen Kajian Strategis DPP Gerakan Bela Negara peride 2015-2020. Selain aktif berceramah, Alfian Tanjung juga menuliskan buku berjudul “Mengganyang Komunis: Langkah & Strategi Menghadapi Kebangkitan PKI” pada tahun 2006 yang diterbitkan Taruna Muslim Press dan juga “Menangkal Kebangkitan PKI; Stategi Perlawanan Nasional Menjaga Keutuhan NKRI” pada tahun 2007 yang juga diterbitkan Taruna Muslim Press. Untuk buku yang terakhir telah mengalami cetak ulang beberapa kali.
Penyidik Bareskrim Polri menahan Alfian Tanjung setelah diperiksa sebagai tersangka. Alfian diduga melakukan fitnah dan pencemaran nama baik dengan mengungkit Partai Komunis Indonesia dalam ceramahnya. Alfian ditahan sejak Selasa (30/5/2017) atas laporkan oleh seorang warga Surabaya, Jawa Timur, bernama Sujatmiko lantaran memberikan ceramah dengan materi tentang PKI. Saat itu, dia tengah berceramah di Masjid Mujahidin, Surabaya. Penahanan Alfian merupakan pertimbangan objektif dan subjektif penyidik.
Sebelumnya, Alfian Tanjung pernah menuduh Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki merupakan kader Partai Komunis Indonesia (PKI) saat memberikan ceramah di hadapan jemaah masjid di Solo. Alfian Tanjung tidak merespon somasi dan telah dilaporkan ke polisi karena menyebut Teten adalah kader PKI. Ia juga mengatakan bahwa gedung Kantor Staf Presiden yang terletak di Gedung Binagraha, Kompleks Istana Presiden, sering dijadikan tempat rapat PKI oleh Teten dan kawan-kawannya. Alfian mengaku punya bukti atas tuduhannya tersebut dan siap membuktikannya di depan penyidik.
Selain itu, Alfian juga dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena menyebut kader PDI-P dan orang dekat Presiden Joko Widodo adalah PKI. Dalam akun Twitternya, Alfian menulis bahwa sebanyak 85 persen kader PDI-P merupakan kader PKI. Alfian juga sempat menyebut Anggota Dewan Pers Nezar Patria sebagai kader PKI dan Nezar langsung melayangkan somasi. Setelah menerima surat teguran tersebut, Alfian mengaku salah dan keliru dengan menyebut Nezar sebagai kader PKI saat berceramah di beberapa komunitas pengajian.