Biodata Medina Zein Miliarder Istri Lukman Azhari

Biografi Profil Biodata Medina Zein Menjadi Istri Lukman AzhariMedina Susani Daivina Zein adalah seorang Hijabers Muda yang Sukses Menjadi Miliuner berkat Bisnis Kecantikan yang kini telah resmi menjadi istri dari Lukman Azhari adik Ayu Azhari. Medina Zein hijabers cantik kelahiran 23 Mei 1992 Bandung, Jawa Barat dengan berbisnis kecantikan yang digeluti medina mampu meraup omzet miliaran rupiah perbulannya sehingga menjadikannya sebagai seorang miliuner yang sukses di usia yang sangat muda. Setelah lama bercerai dari suaminya, Miliuner berhijab Medina Zein resmi dipersunting Lukman Azhari yang tak lain adalah adik Ayu Azhari. Mereka melangsungkan akad nikah di hotel Fairmont, kawasan Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu siang (19/8).

Medina merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Meritis bisnisnya dengan menggunakan modal sendiri tanpa bantuan dari orangtua ataupun pinjaman lainnya. Orangtua medina sempat sangat menentang keputusan Medina untuk menggeluti bisnis kecantikan karena berharap anak pertamanya dapat menjadi seorang dokter atau bekerja di bidang kesehatan lainnya seperti mewarisi keturunan dalam keluarganya. Ya, memang kedua orangtua dan keluarga besar Medina bekerja di bidang kesehatan sebagai spesialisasi persalinan maka alasan itulah Medina sejak awal diarahkan ke pendidikan kebidanan. Lulus dari Akademi Kebidanan Stikes Budi Luhur, Bandung, Medina tidak langsung mengambil pendidikan lagi karena memang tidak memiliki niatan untuk bekerja di bidang kesehatan.

Biografi Profil Biodata Medina Zein Milliuner BerhijabMedina justru lebih tertarik pada dunia kecantikan dan mempunyai cita-cita dapat mendirikan klinik kecantikan sendiiri walaupun orangtua nanti akan menentangnya. Meski niat dan usaha medina tak direstui, Medina tetap bersikukuh pada keputusannya untuk memiliki klinik kecantikan dan ingin membuktikan kepada orangtuanya bahwa ia dapat meraih kesuksesan sesuai minatnya. sehingga Setelah lulus kuliah, medina lebih memilih mengikuti kursus singkat tentang estetika daripada melanjutkan sekolah lagi. Untuk mewujudkan mimpinya tersebut, Medina kemudian sedikit demi sedikit mulai menabung. Tabungan yang dikumpulkannya merupakan uang pemberian sang suami serta hasil keuntungan bisnis kecil-kecilan medina sejak duduk dibangku kuliah.

Medina menikah saat masih berusia 19 tahun dan tinggal bersama sang suami di sebuah kosan kecil. Pekerjaan Sang Suami hanyanya sebagai pegawai sebuah hotel. Maka dari itu medina dan sang suami harus prihatin akan ekonomi mereka. Namun ,hal tersebut tidak menghalangi kesuguhan medina untuk tetap menabung demi mewujudkan cita-citanya membangun klinik kecantikan. Untuk bisa menjadi seorang miliuner muda seperti sekarang tentu tidak didapatkan secara instan. Medina sempat mengalami suka maupun duka ketika mendirikan berbagai usahanya selama kurang lebih empat tahun. Bisnisnya mulai berjalan ketika medina bertemu seorang dokter di kursus kecantikan yang diikutinya. Dari situ Medina dilatih bagaimana membuat produk kecantikan hingga membuka sebuah klinik. Medina pun mulai melakukan kerjasama dengan dokter dan apoteker untuk membuat produk perawatan wajah. Produk miliknya dipasarkan melalui media online. Bahkan untuk proses pengiriman, ia mengantarkan langsung tanpa bantuan jasa paketan.

Pada tahun 2012, Medina mulai membangun klinik kecil yang diberi nama “Lazeta” yang awalnya hanya digunakan untuk tempat facial dan peeling karena alatnya belum memadai. Kerjasama dengan satu dokter dan dua terapis, medina mulai mengembangkan bisnisnya. Setelah sukses membangun bisnis kecantikannya hingga dapat meraup omzet miliaran rupiah setiap bulan, lantas membuat medina untuk memperluas bisnisnya ke ranah travel (PT. Medina Global Travelindo) serta fashion (Medinazein Boutique). Kesuksesan yang diraih medina tidak membuatnya besar hati. Medina dengan senang hati berbagi ilmu bisnis kepada orang-orang yang hendak belajar darinya. Medina mengungkapkan kunci kesuksesan bisnisnya ialah terus fokus pada komitmen awal yang telah kita buat dan jangan pernah memiliki pikiran untuk mundur, selalu mengedepankan dan mempertahankan kualitas produk dan terus menciptakan inovasi baru sehingga konsumen tidak beralih pada produk lain.