Fariza adalah siswi SMAN 1 Blitar yang mewakili Provinsi Jawa Timur terpilih sebagai pembawa Bendera Merah Putih pada Upacara HUT ke-72 RI, Kamis (17/8/2017). Stephany Salamena perwakilan dari Provinsi Maluku Utara didapuk menjadi pembawa baki cadangan. Stephany merupakan siswi SMAN 6 Halmahera Utara. Tiga orang yang bertugas untuk mengibarkan bendera Merah Putih adalah Rahmat Hersa Widiatmoko yang mewakili Kalimantan Barat dan bertugas sebagai Komandan Kelompok, Agus Putra yang mewakili NTB sebagai pengerek, dan Rianto Fajriansyah yang mewakili Bengkulu sebagai pembentang. Kapten Infanteri Priya Firmansyah dari TNI AD dipercaya menjadi
Komandan Upacara Paskibraka. Komandan kelompok M Hibban Yanhasidin asal Bangka Belitung. Pria kelahiran Sorong, 12 Oktober 1985 ini, sekarang menjabat sebagai Dankipan B Raider 300/Bjw. Saat ini dia bertugas di kesatuan Kodam III Siliwangi. Para petugas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan mengibarkan Bendera Merah Putih di upacara peringatan HUT ke-72 Republik Indonesia telah diumumkan. Tim Paskibraka yang bertugas pada pagi ini adalah Tim Putih. Paskibraka 2017 yang bertugas sebagai tim pengibar dan penurun Bendera Merah Putih dalam rangka upacara HUT ke-72 RI telah ditetapkan. Tim Putih bertugas sebagai pengibar dan Tim Merah sebagai pasukan penurunan Bendera Merah Putih.
Ruth Cheline Eglesya Purba dan Ferina Julia Syarif akan mencetak sejarah baru apabila mereka terpilih jadi pembawa baki. Ruth adalah Paskibraka 2017 perwakilan Medan yang berasal dari Binjai. Kota Binjai terakhir mengirimkan wakil sampai ke nasional kira-kira 34 tahun lalu. Tentu menjadi catatan sejarah jika Ruth berhasil menyabet posisi bergengsi itu. "Sudah lama Kota Binjai tidak mengirimkan calon Paskibraka sampai ke nasional. Tahun ini, berhasil mengirimkan saya. Kemudian, kalau saya jadi pembawa baki, rasanya wow dan sangat bangga. Saya mencatat sejarah baru untuk kota tercinta saya," kata Ruth kepada Diary Paskibraka Liputan6.com, Rabu 16 Agustus 2017.
Sedangkan Ferina yang merupakan wakil Kalimantan Timur, satu-satunya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang berasal dari sekolah khusus. Sosok gadis yang kerap dipanggil Feyin ini tercatat sebagai siswi Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Kalimatan Timur di Samarinda. "Saya bersekolah di sekolah khusus atlet. Sekolah saya itu enggak ada ekstrakulikuler Paskibraka. Awalnya saja enggak diajak, tapi karena kuota dari kabupaten kurang, jadi diikutsertakan," kata Ferina. "Sama kayak Ruth, kalau saya terpilih meneruskan tanggung jawab kak Nilam dan kak Aura, tentu akan menjadi sebuah sejarah buat tempat tinggal saya," tambah Ferina.
Dua orang Paskibraka 2017 yang berada di kelompok sama ini telah menjalin persahabatan. Kedekatan yang terjalin di antara keduanya berawal dari seringnya mereka mengoreksi gerakan satu sama lain selama latihan. "Sebenarnya, kami kenal pertama kali waktu di bandara. Tapi malu-malu untuk kenalan. Ketika ditentukan satu tim, mulai mendekatkan diri. Eh, kita malah satu saf di barisan, jadi sering sama-sama mengoreksi. Itu yang membuat kami dekat," kata Ruth. Ruth dan Ferina termasuk Paskibraka 2017 yang sudah berkali-kali dilatih jadi pembawa baki. Kurang lebih sudah 10 kali mereka merasakan lelah dan sensasinya jadi pembawa baki. Keduanya pun saling mendukung agar posisi itu berhasil mereka rebut. "Ruth badannya lebih besar dari saya. Lebih mantap kalau dia jadi bawa baki," kata Ferina. "Ferina itu lebih tenang dari Ruth, tapi Ruth tetap berusaha lebih baik lagi," kata Ruth menilai sosok sahabatnya itu.