Selain itu, dia juga merupakan pendiri Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin di Kemang, Bogor. Bahar dikenal sebagai seorang pendakwah yang sering memprovokasi massa,[3] namun isi ceramahnya tegas dan menyejukan.[4] Pada setiap ceramahnya, dia selalu didampingi dan dijaga ketat oleh Laskar Pembela Islam dan Front Pembela Islam,[5] namun tidak jarang pula didampingi oleh Barisan Ansor Serbaguna ketika dia berdakwah di tempat yang masyarakatnya berafiliasi dengan Nahdlatul 'Ulama.
Habib Bahar bin ‘Ali bin Smith, Pimpinan Majelis Pembela Rasulullah SAW, dikenal sebagai penceramah yang berapi-api dengan suara teriakannya yang selalu menggema didalam setiap ceramahnya. Ketidaksukaannya terhadap kepada polisi, pemerintah, presiden bahkan ulama tertentu selalu berkumandang didalam setiap ceramahnya. Kata-kata yang keras dan juga sering mengarahkan jemaahnya untuk menentang hukum dan tindakan main hakim sendiri terhadap pihak-pihak yang dianggap sebagai PKI. Habib Bahar Bin Smith sudah seringkali ditangkap karena terjerat sejumlah kasus aksi kekerasan seperti penyerangan jamaah Ahmadiyah di Kebayoran lama serta sejumlah aksi sweeping tempat hiburan.