Viriya Rici yang masih 10 tahun adalah seorang anak yang piawai melakukan gerakan-gerakan breakdance. Viriya Rici siswa kelas 5 di SD Negeri 09, Cipinang itu sudah mampu melakukan gerakan-gerakan tergolong ekstrim. Melihat kemampuan sang anak, Rianto Susanto, ayah dari Rici ingin mengembangkan bakat anaknya sampai ke level yang lebih tinggi lagi dan terbukti Viriya Rici pun tampil di Asia's Got Talent 2017. Ajang pencarian bakat tingkat Asia, Asia’s Got Talent, semakin menarik.
Sejumlah orang dari berbagai negara menjajal peruntungan mengikuti audisi ajang tersebut. Salah satunya bocah laki-laki asal Indonesia, Viriya Rici. Bocah berusia 11 tahun asal Jakarta itu menunjukkan kemampuannya menari di depan juri, Anggun Cipta Sasmi, David Foster, dan Jay Park. Meski usianya masih muda, kemampuan yang dimiliki Rici sangat luar biasa. Dengan gaya polos, dia memperkenalkan namanya dalam bahasa Indonesia. Dia juga menjelaskan keinginannya jika menjadi pemenang di ajang tersebut.
Rici sukses memukau ketiga dewan juri lewat atraksi break dance. Gerakannya yang energik itu disambut teriakan meriah dari penonton. Bahkan, Jay Park tampak sangat kagum melihat aksinya hingga bertepuk tangan sambil berdiri di akhir penampilan Rici. Anggun menilai Rici tampil dengan santai tanpa beban. Dia menyuguhkan tarian yang menarik mengiringi irama musik.
Penampilan memukau dari Rici membuat ketiga juri Asia’s Got Talent memberinya kesempatan melaju ke babak selanjutnya. Peserta termuda asal Indonesia ini melaju ke babak selanjutnya bersama ilusionis misterius, The Sacred Riana, serta pemain harpa cantik, Angela July. Sebelum mengikuti ajang ini, Rici terlebih dahulu menjajal peruntungan di Indonesia Mencari Bakat 2012. Sayangnya, saat itu dia hanya sampai di babak 15 besar.
Tak hanya eksis di ajang pencarian bakat. Rici ternyata pernah bermain di film layar lebar bertajuk Princess, Bajak Laut, dan Alien. Di film omnibus karya Rizal Mantovani ini, Rici berperan sebagai Mikal. Dia bermain di bagian film bertajuk Kamu Bully, Aku B-Boy. Bagian ini menceritakan bocah berusia enam tahun yang kerap di-bully hingga akhirnya menjadikan break dance sebagai cara menghibur diri.