Alya Nurshabrina Juara 1 Pertama Pemenang Miss Indonesia 2018 mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katholik Parahyangan. Alya meraih juara pertama kontes pemilihan Wajah Majalah Femina 2014. Saat TK, Alya sudah mulai suka menulis. Pada saat duduk di SMP dia menyukai tari dan SMA dia kemudian memilih modern dance. Ia pun menyukai musik. Waktu SMP, ia menyukai Taylor Swift dan suka melihatnya membuat lirik lagu sendiri. Masih kurang puas dengan keingintahuannya, Alya pun belajar modelling. Intinya, Alya mencoba semua hal di bidang seni. Wanita berusia 20 tahun ini mempunyai sifat yang tidak bisa diam atau nganggur sama sekali. Rasa keingintahuannya yang sangat besar membuatnya aktif diberbagai kegiatan akademik maupun non akademik.
Sejumlah prestasi atau pengalaman yang ia peroleh pun cukup membanggakan. Apalagi, pengalaman atau penghargaannya bertaraf nasional dan internasional, seperti UNPAR’s Most Outstanding Student 2016, Google Indonesia’s Inspiring Women for International Women’s Day 2016, partisipan International New York Times Writing Competition 2016 di Hong Kong, degelasi UNPAR ke Harvard National MUN 2016, Boston, juara pertama Photo Essay Competition saat Dies Natalis FISIP 2015, Best Spokeperson dan Presenter di 15th MIYD Declaration di Melaka International Youth Dialogue 2015; Youth and Armed Conflict King’s Green Hotel, Malaysia, posisi kedua di ajang UPH Call for Paper “Menuju ASEAN Community: Upaya Indonesia Menjamin Kesejahteraan Warga Negara Asing dan Hak Kaum Minoritas”, lalu meraih One of UNPAR’s Most Outstanding Student 2015, dan Best Delegation pada Jakarta MUN 2014.
Pengalaman dalam bidang non akademiknya juga tak kalah dibanding dengan akademiknya. Ia merupakan pemenang Wajah Femina 2014. Awalnya, ia tidak menyangka akan memenangkan kompetisi tersebut karena ia merasa masih banyak yang lebih bayak pengalamannya. Berbagai pengalaman dalam bidang kesenian pun cukup banyak. Ia pernah mengikuti Kompetisi Karikatur di Malang 2013; Freedom festival, FIGHTbdg Organization Bandung 2013; Paint Your Atmosphere, 6th Music Gallery Jakarta 2016; Demosnesia Unpar Bandung 2016; dan Cup Drawing Throwdown, Coffee Cult Bandung 2016. Pengalaman-pengalaman yang telah ia dapatkan di bidang seni membuatnya semakin mencitai seni. Ia juga menjadi salah satu pencetus Dermaga Sastra di Unpar. Hal tersebut karena ia mempunyai rasa kegelisahan mencari wadah untuk berkarya dan belajar mengenai sastra.
Ketika Alya harus memilih antara melukis, menulis atau model, jawabannya setia sejak kecil yaitu melukis. Ia tetap memilih melukis karena terbiasa melukis sejak kecil. Baginya, melukis adalah sesuatu yang spontanitas yang mengalir dalam hidupnya. Melukis adalah kesukaan yang ia gemari secara langsung tanpa harus dipelajari seperti modelling. Ia bisa disuruh melukis secara spontas dan ia nggak akan berhenti selama berjam-jam. Leonardo da Vinci dan Monalisa menjadi inspirator Alya dalam melukis. Ia mengetahui Leonardo da Vinci dan mencari-cari biografi. Alya berkata bahwa Leonardo tak hanya seorang seniman tapi juga ilmuan, desainer, musisi dan arsitek juga. Alya ada rencana untuk ikut Miss Indonesia 2017. Akan tetapi, niatnya pun terhalang karena ia ditunjuk sebagai ketua delegasi mewakili Indonesia.