Vivi Zubedi seorang desainer kelahiran 17 April adalah Akuntan yang beralih menjadi Desainer Abaya. Belum banyak desainer busana muslim yang mengkhususkan dirinya untuk merancang abaya, gamis panjang yang didominasi oleh warna hitam dan dihiasi berbagai corak. Namun ada satu desainer Indonesia yang telah mendedikasikan dirinya untuk merancang abaya, yakni Vivi Zubedi.
Vivi mengawali kariernya sebagai seorang desainer pada 2011 silam. Saat itu memang belum banyak yang mengetahui karyanya. Namun ia tidak patah semangat dan terus berusaha mengenalkan abaya pada wanita muslimah Indonesia. Selang tiga tahun kemudian, karyanya banyak dilirik oleh wanita, terutama mereka para pecinta mode. Potongan abaya yang simpel dan longgar membuat wanita terlihat lebih anggun dan feminin saat mengenakan karyanya. Tetapi siapa sangka, di balik kepiawaiannya merancang abaya, desainer dua anak ini adalah seorang akuntan.
Saat berbincang dengan Wolipop di butiknya di bilangan Antasari, Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2016), ibu dua anak ini mengaku dirinya adalah seorang akuntan dan pernah menempuh pendidikan di Universitas Sumatera Utara, Medan. Kegemarannya pada dunia fashion lah yang membuatnya 'banting setir' menjadi desainer meskipun ia sama sekali belum pernah menimba ilmu di sekolah tata busana. "Aku sebenarnya akuntan, tapi begitu masuk ke industri fashion sempat ambil kursus private belajar pola tiga bulan. Sudah lama banget suka bikin-bikin baju bahkan sebelum jadi akuntan sudah sering bikin baju tapi belum tahu gimana cara mulai bisnisnya. Aku mula suka desain baju sejak SMP," cerita desainer kelahiran 17 April itu.
Lebih lanjut ia menceritakan, dari awal terjun ke dunia mode ia memang sudah mengkhususkan dirinya untuk membuat abaya. Meski hal tersebut sempat terkendala karena dirinya masih belum mengerti selera pasar serta masih belum menemukan ciri khas desain yang cocok dengan karakternya. Selang tiga tahun kemudian, Vivi menyadari bahwa minat terbesarnya ada pada motif-motif yang etnik dan vintage. Ia pun menerapkan corak etnik pada desainnya. Seperti koleksi abaya yang dirilisnya belum lama ini, ia menerapkan motif tribe yang diambil dari berbagai negara timur tengah.
"Inspirasi lainnya aku dapat dari bangunan kuno atau lampu-lampu zaman dulu. Pokoknya aku cari yang vintage dan etnik karena memang suka banget," papar desainer yang hobi membuat kerajinan tangan ini. Meski terbilang belum lama aktif di dunia mode busana muslim, namun desainer asli Medan ini sudah menunjukkan kemampuannya, bahkan hingga ke kancah internasional. Ia pernah memamerkan karyanya di London dan memiliki butik di New York, Amerika bersama sejumlah desainer lainnya.
Melihat potensi pasar yang besar, Vivi memiliki rencana yang akan dijalankannya dalam waktu dekat. Ia gencar memperkenalkan abaya dengan dominasi warna hitam kepada para pelanggannya. "Rencananya aku ingin meningkatkan brand awareness kepada customer. Kalau memang ada kebutuhan haji dan umrah, kami ada produknya mulai dari abaya sampai mukena. Mudah-mudahan ke depannya baju-bajuku ini ibadah friendly," ringkasnya sebelum mengakhiri perbincangan. (wolipop-detik)