Yaser bin Thamrin (30 tahun) yang dikenal sebagai sosok yang baik dan murah senyum, ditangkap Densus 88 pada Oktober 2017 dan dipulangkan dalam keadaan tak bernyawa saat dia menjadi tahanan LP Gunung Sindur, Bogor. Dikabarkan Yaser meninggal dunia karena penyakit liver oleh pihak kepolisian, tapi pihak keluarga meyakini tidak seperti itu. Keluarga juga menyatakan bahwa Yaser tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Bahkan, kekuatan fisik Yaser cukup prima karena dia pernah menjabat sebagai ketua mahasiswa pecinta alam (Mapala) satu periode sewaktu kuliah di salah satu PTN di Kota Mataram.
Pihak keluarga sama sekali tidak pernah berhubungan dengan Yaser, terutama setelah kejadian perampasan senjata di Mako Brimob. Yaser bin Tahmrin diduga aparat terlibat dalam kasus penembakan dua polisi di Bima, yaitu Bripka Zaenal dan Bripka Gofur, pada 11 September 2017 lalu. Yaser tidak terlibat langsung dalam kasus itu, namun menurut polisi, Yaser bin Thamrin dan Arkam ditangkap Densus 88 karena keterlibatan mereka dalam pelatihan fisik yang dilakukan pada internal JAT Bima. Kasus kematian tahanan kasus seperti ini, sudah kedua kalinya terjadi dalam satu bulan terakhir. Yang paling terakhir ialah kasus meninggalnya Ustadz Basri di LP Nusakambangan pada Sabtu, 7 Juli 2018. - Kiblat