Abimana Aryasatya (lahir di Jakarta, 24 Oktober 1982; umur 36 tahun) (sebelumnya dikenal dengan nama Robertino) adalah aktor berkebangsaan Indonesia. bimana mulai terkenal ketika membintangi sinetron Lupus di tahun 90an, dimana ia memakai nama panggung Robertino, setelah beberapa tahun silam ia kembali menggunakan nama lahirnya Abimana. Untuk kiprahnya dalam dunia seni peran di Indonesia, Abimana telah mendapatkan tiga nominasi Piala Citra untuk Aktor Terbaik, untuk film Belenggu (2013), Haji Backpacker (2014) dan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016).
Abimana Aryasatya memulai karier di dunia hiburan dengan tampil di layar kaca dengan nama Robertino di era 90-an dalam sinetron Lupus. Pada tahun 2011, ia tampil dalam film Catatan (Harian) Si Boy. Kemudian pada tahun 2012, ia berperan sebagai pemeran utama pada film Republik Twitter. Kini Abimana Aryasatya akan jadi pemeran Sancaka alias Gundala dalam film superhero Gundala, yang disutradarai oleh Joko Anwar. Abimana Aryasatya (36) diperkenalkan dalam acara Indonesia Comic Con (ICC) 2018, yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Minggu (28/10/2018). Joko Anwar juga menghadirkan tiga artis peran lain yang akan ambil bagian dalam film yang digarap oleh Screenplay Fils, Bumilangit Studios, dan Legacy Pictures sebagai rumah produksi kolektif itu. Mereka adalah Tara Basro sebagai Mulan alias Merpati, Bront Palarae sebagai Pengkor, dan Muzakki sebagai Sancaka kecil.
Gundala Putra Petir merupakan superhero asli Indonesia karya mendiang komikus Harya Suryaminata atau Hasmi yang lahir pada 1962. Gundala mengenakan kostum ungu dengan topeng yang memiliki ornamen sayap pada bagian telinga kiri dan kanannya. Dalam mencipta Gundala, Hasmi terinspirasi oleh tokoh legenda Jawa Ki Ageng Selo, Sang Penangkap Petir. Gundala mengalahkan musuh-musuhnya dengan sejumlah kekuatan istimewa yang bersumber dari petir. Sejak komik pertamanya terbit pada 1969, Gundala menjadi tokoh cerita bergambar legendaris Indonesia sampai sekarang Komik Gundala telah dirilis 23 judul hingga 1982. Karakternya yang "merakyat" memberi kedekatan dan kebanggaan tersendiri bagi para penggemarnya di Indonesia. Selain itu, fenomena petir juga tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia sebagai negara tropis dengan curah hujan yang tinggi.