Alfiani Hidayatul Solikah Pramugari Lion Air JT 610

Biografi Profil Biodata Alfiani Hidayatul Solikah Pramugari Lion Air JT 610Alfiani Hidayatul Solikah yang lahir di Madiun tahun 1998 adalah salah satu Pramugari Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang. Di Instagram, Alfiani terakhir mengunggah foto tiga hari lalu. Instagram alfianihidayatulsolikah dibanjiri doa setelah kabar pesawat Lion Air dikonfirmasi jatuh, Senin (29/10/2018). Alfiani terakhir mengunggah foto pada Jumat (26/10). Dia tampak berdiri di bawah lampu-lampu. Selain itu, Alfiani mengunggah Instagram Story dini hari tadi, sekitar pukul 02.50 WIB. Dia memperlihatkan suasana yang gelap di sekitarnya dan hanya diterangi lampu jalan. Dia tidak bicara apa pun di Instagram Story tersebut.

Di profil Instagram, Alfiani menulis dia lahir di Madiun, Jawa Timur. Foto profil dan beberapa foto lain di Instagram memperlihatkan Alfiani memakai seragam pramugari Lion Air. Sebelumnya diberitakan, Lion Air menyebut ada 6 awak kabin di pesawat tersebut atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikah, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Pesawat dipiloti oleh Captain Bhavye Saneja dan kopilot Harvino. #Lihat pula : Profil Bhavye Suneja Kapten Pilot Pesawat Lion Air JT 610

Berikut ini kronologi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang disampaikan KNKT:

Pukul 06.20 WIB - Pesawat berangkat dari Jakarta dan diperkirakan tiba di Pangkalpinang pada pukul 07.20 WIB.
Pukul 06.22 WIB - Pilot menghubungi Jakarta Control dan menyampaikan permasalahan flight control saat terbang pada ketinggian 1.700 feet dan meminta naik ke ketinggian 5.000 feet. Jakarta Control mengizinkan pesawat naik ke 5.000 feet.
Pukul 06.32 WIB - Jakarta Control kehilangan kontak dengan pesawat bernomor registrasi PK-LQP itu.
Pukul 08.00 WIB - KNKT mendapat informasi dari pihak Lion Air mengenai kejadian dimaksud. KNKT pun membentuk command center di kantor KNKT untuk berkoordinasi dengan pihak Lion Air, Basarnas, AirNav Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, BPPT, Pelindo II, BMKG, otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, dan pihak lain.
Pukul 08.30 WIB - Ketua KNKT dan investigator KNKT bergabung dengan Kepala Basarnas di posko Basarnas, Kemayoran, Jakarta.
Pukul 09.40 WIB - Tim investigator KNKT menuju Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, untuk berkoordinasi dengan BPPT guna pemakaian kapal Baruna Jaya IV dalam pencarian lokasi jatuh pesawat dimaksud. Kapal Baruna Jaya IV memiliki peralatan Multi Beam Sonar.

Pukul 10.00 WIB - Ketua KNKT dan Kepala Basarnas menggelar konferensi pers mengenai kepastian informasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Pukul 10.30 WIB - Tim investigator KNKT berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta untuk mengumpulkan data penerbangan di AirNav Indonesia dan Lion Air.
Pukul 10.56 WIB - KNKT melakukan koordinasi dengan pihak BMKG terkait kondisi cuaca.
Pukul 13.30 WIB - KNKT mengirimkan occurrence notification kepada pihak ICAO (International Civil of Aviation Organization), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, US NTSB (National Transportation Safety Board), dan India AAIB (Aircraft Accident Investigation Bureau).
Pukul 14.00 WIB - Tim investigator KNKT menuju Pelabuhan Tanjung Priok untuk berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut guna pemakaian KN Enggano, dengan membawa pinger locator milik KNKT untuk mencari lokasi jatuh pesawat dimaksud.

Dalam investigasi ini, KNKT menerima tawaran kerja sama dan bantuan dari pihak Singapura TSIB (Transport Safety Investigation Bureau) dan Malaysia AAIB (Air Accident Investigation Bureau).