Syachrul Anto (48 tahun) adalah relawan penyelam pencarian pesawat Lion Air JT-610 yang meninggal dunia dalam kecelakaan menyelam saat bertugas mengevakuasi penumpang di perairan Karawang. Beberapa hari sebelumnya, ia bercerita awal dirinya bergabung dalam tim relawan pesawat Lion Air yang jatuh. Pertama kali mendengar kabar tersebut, ia langsung terbang dari Yogyakarta ke Jakarta. Menyelam ke bawah laut bukan hal baru bagi Syachrul. Ia bergabung dalam Komunitas Indonesia Diving Rescue Team (IDRT) dan telah mengantongi sertifikat menyelam dari CSMAS-Possi. Syahrul kerap ikut serta dalam evakuasi ke bawah laut bersama rekan-rekannya di IDRT yang membantu kerja Badan Sar Nasional (Basarnas). Pekerjaan ini dilakoninya secara sukarela tanpa bayaran.
Sebelum terlibat dalam evakuasi penumpang Lion Air JT-610 yang jatuh, Syachrul juga pernah terlibat dalam misi pencarian korban dan bangkai pesawat AirAsia yang jatuh pada 2014 lalu. Ketika itu, ia menghabiskan 14 hari di atas kapal untuk melakukan evakuasi. Perjuangan itu berbuah manis, saat ia dan rekan-rekannya berhasil membawa 24 kantong jenazah. Tak cuma itu, ia dan rekan-rekannya juga sukses menemukan bangkai pesawat. Syachrul belum mendapat giliran menyelam. Ia hanya mendampingi tim penyelam di KN Sadewa milik Basarnas. Bagi Syachrul, menjadi relawan adalah panggilan hatinya. Bukan untuk mencari kepuasan batin. Toh, kenyataannya, ia tak pernah merasa puas, meski tugasnya telah tuntas. Tak cuma menolong dengan penyelaman bawah laut, panggilan hati Syachrul juga sempat membawa kakinya melangkah ke Palu saat gempa mengguncang.
Syachrul dikenal sebagai seorang yang ramah. Di mata Bayu, Syahrul memang seorang yang suka menolong. Ia tercatat beberapa kali membantu kecelakaan di laut. Kini, Syachrul tidak bisa lagi memenuhi panggilan hatinya setelah kecelakaan menyelam merenggut nyawanya. Saat itu, ia dalam tugas mengevakuasi penumpang Lion Air JT-610. Kecelakaan menyelam terjadi pada Jumat (2/11) sekitar pukul 17.00 WIB. Tim SAR dan pasukan katak yang ada di kapal karet dengan sergap menolong dan melarikan Syachrul ke RSUD Koja. Namun, nyawa penyelamat itu tak tertolong. Tim dokter yang menangani menyebut Syachrul meninggal dunia pukul 22.30 WIB. Syachrul meninggal dunia pada Jumat (2/11/2018) malam dan kini telah dibawa kembali ke kampung halamannya di Surabaya untuk disemayamkan. Syachrul diduga meninggal karena mengalam dekompresi yaitu merupakan gangguan yang biasanya dialami oleh penyelam.