Brenton Tarrant pria kulit putih berusia 28 tahun kelahiran Australia adalah pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru. Pelaku sempat menyiarkan langsung serangan tersebut di Facebook selama 17 menit. Serangan teror terhadap dua masjid terjadi di Selandia Baru, Jumat (15/3/2019) pagi waktu Indonesia. Sebanyak 49 orang dikabarkan tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan yang berlangsung selama beberapa menit itu. Insiden ini terjadi di masjid Linwood Avenue dan Masjid An-noor di Deans Avenue. Kedua masjid itu berada di wilayah Christchurch.
Serangan ini membuat Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern kaget. Ia menyebut tindakan ini merupakan serangan teroris dan belum pernah terjadi sebelumnya di Selandia Baru. Serangan yang terjadi saat umat Islam Selandia Baru hendak menunaikan salat Jumat ini bikin warga geger. Seorang saksi bernama Len Peneha mengatakan, dia sempat melihat seorang berpakaian hitam memasuki salah satu masjid. Sesaat kemudian terdengar suara tembakan dan orang berhamburan keluar masjid. Usai membantai jemaah, pelaku keluar dan melarikan diri. Peneha kemudian mendatangi masjid untuk membantu korban. Setelah pelaku kabur, polisi baru datang ke lokasi.
Serangan Jumat siang ini adalah serangan terencana. Pelaku yang terdiri dari tiga pria dan seorang perempuan ini diketahui tak terdaftar dalam daftar pengawasan pemerintah Selandia Baru. Meski begitu, tindakan mereka sudah direncanakan dengan matang. Beberapa saat setelah serangan, polisi berhasil menangkap pelaku dan mendapati keempatnya merupakan kelahiran Australia. Pun sama dengan Selandia Baru, mereka juga tak masuk daftar pengawasan Australia. Seorang warga Christchurch bernama Nathan Cambus sempat merekam penangkapan terhadap seorang terduga pelaku teror. Dalam video yang ia unggah di laman Youtube, Nathan menyaksikan polisi menabrakan mobilnya ke mobil terduga pelaku.
Polisi kemudian melompat keluar dan menarik senjata. Dalam video yang dia unggah, tampak dua polisi menodongkan senjata ke arah terduga pelaku. Setelah penangkapan, polisi mendapati ada bahan peledak yang dipasang di mobil yang mereka tunggangi. Setelah serangan itu, seorang pria yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini meninggalkan 74 halaman manifesto anti-imigran. Manifesto itu menjelaskan siapa dia dan alasan atas serangan tersebut. Belakangan diketahui, dia adalah Brenton Tarrant dan mengaku sebagai seorang rasis.
Brenton Tarrant yang diduga menjadi pelaku penembakan di dua masjid itu mengakui dirinya sebagai seorang yang terinspirasi dari Anders Behring Breivik, seorang pembunuh massal asal Norwegia. Tarrant sempat menyiarkan secara langsung serangannya di Facebook Live ini mengakui melakukan pembunuhan itu sebagai balas dendam atas kematian Ebba Akerlund, seorang anak berusia 11 tahun yang terbunuh dalam serangan teror di Stockholm yang dilakukan Rakhmat Akilov pada 2017.
Dalam manifesto yang sempat ditulisnya, Tarrant menuliskan “Saya telah membaca tulisan-tulisan Dylann Roof dan banyak lainnya, tetapi hanya benar-benar mengambil inspirasi sejati dari Knight Justiciar Breivik.” #Lihat pula : Ebba Akerlund - Gadis Kecil Korban Teror di Swedia jadi dalih Brenton Tarrant melakukan Penembakan di Selandia Baru