Hilmar Farid merupakan anak dari Agus Setiadi, seorang penerjemah buku cerita anak. Pada 1993, dia berhasil menyelesaikan studinya di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia, dengan judul skripsi "Politik, Bacaan, dan Bahasa pada Masa Pergerakan: Sebuah Studi Awal." Dua tahun setelah lulus, Hilmar Farid menjadi pengajar di Institut Kesenian Jakarta, selama 4 tahun.
Dalam profil Hilmar Farid juga dikenal sebagai seorang penulis. Pada 2012, dia menerbitkan buku berjudul "Kisah Tiga Patung", dengan penerbit Indonesia Berdikari. Bukunya yang lain berasal dari disertasi doktoralnya di National University of Singapore bidang kajian budaya pada bulan Mei 2014 berjudul "Rewriting the Nation: Pramoedya and the Politics of Decolonization."
Profil Hilmar Farid dipenuhi dengan pengalaman kerja yang cukup kuat sebagai seorang aktivis. Simak saja deretan kegiatannya berikut ini:
1994 - Hilmar Farid bersama pada seniman, peneliti, aktivis, dan pekerja budaya di Jakarta, mendirikan Kerja Budaya dan menerbitkan bacaan cetak berkala Media Kerja Budaya.
2002 - Hilmar Farid mendirikan dan memimpin Institut Sejarah Sosial Indonesia hingga 2007
2012 - Menjadi Ketua Perkumpulan Praxis sampai sekarang. Mulai tahun 2012, dia juga aktif di Asian Regional Exchange for New Alternatives (ARENA) dan Inter-Asia Cultural Studies Society sebagai editor. Bersama rekan-rekannya, dia membentuk Relawan Penggerak Jakarta Baru (RPJB) yang bertujuan sosialisasi Pilkada Jakarta 2012 tanpa keterlibatan uang dan mendukung serta mengkampanyekan figur yang layak dipilih.
2015-2016 - Hilmar Farid menjabat sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.