Kepandaian Idang berpiano semakin terasah ketika ia berinteraksi dengan seniornya Ireng Maulana dan Kiboud Maulana, Idang bergabung dalam wadah Ireng Maulana Associate. Idang juga banyak menimba pengalaman bersama Maryono (saxophone), Benny Mustapha (drum), Oele Pattiselanno (gitar), Benny Likumahuwa (Trombone), Dullah Suweileh (perkusi), Jeffrey Tahalele (bass) ketika mereka tergabung dalam band yang bernama The Galatic. Selain bersama para senior, Idang juga bermusik dengan rekan-rekan musisi seangkatannya. Bersama Indra Lesmana, ia membentuk Indra Lesmana - Idang Rasjidi Reformation Jazz. Kemudian bersama Candra Darusman, Jopie Item dan Hari Subardja, Uche Haryono, Tito Sumarsono, Idang terlibat dalam rekaman Tika Bisono dan Denny Hatami.
Selain itu Idang pernah membentuk Jakarta All Stars bersama Kiboud Maulana, anggota grup lainnya terdiri dari alm. Embong Rahardjo (saksofone), Cendi Luntungan (drum), Jeffrey, dan Adjie Rao (perkusi). Banyak pentas jazzinternasional sudah Idang singgahi. Sedikitnya The Djakarta All Star telah empat kali tampil di arena North Sea Jazz Festival, Belanda. Pengalaman yang sama juga Idang rasakan pada grup Trigonia. Grup latin fusion jazz ini dibentuk Idang bersama Cendi Luntungan dan Yance Manusama. Trio ini tidak kalah saktinya dengan The Djakarta All Star. Mereka juga telah beberapa kali melanglang buana ke North Sea Jazz Festival di Belanda dan bahkan pernah melakukan konser tunggal di Malaysia.
Album yang pernah dihasilkan oleh Idang antara lain Satu solo album yang berjudul Heaven and Earth, dirilis pada tahun 1996-an dan album Jazzy Christmas Margie Segers. Kerja sama ini berlanjut dengan pembuatan album Idang sendiri yang berjudul Jazzy Piano. Musisi Jazz senior Idang Rasjidi meninggal dunia di Bogor, Sabtu (4/12) malam, setelah berjuang melawan sakit dan komplikasi hingga dirawat di rumah sakit.
Anak Idang Rasjidi, Shadu Rasjidi, mengabarkan hal tersebut melalui unggahan di media sosialnya. Idang disebut meninggal pukul 23.35 WIB di RS Azra Bogor.