Biografi Alfred Russel Wallace Teori Seleksi Alam

Biografi A R Wallace Pencipta Garis WallaceAlfred Russel Wallace O.M., F.R.S. (lahir 8 Januari 1823 – meninggal 7 November 1913 pada umur 90 tahun) dikenal sebagai seorang naturalis, penjelajah, pengembara, ahli antropologi dan ahli biologi dari Britania Raya. Ia terkenal sebagai orang yang mengusulkan sebuah teori tentang seleksi alam, dimana kemudian hari malah membuat Charles Darwin lebih terkenal dari dia dengan teorinya sendiri. Jika kita mempelajari dunia hewan di negara Indonesia maka kita akan mendengar dan mempelajari tentang “garis Wallace”. Garis yang bertujuan memisahkan perbedaan berbagai jenis hewan yang berada di daerah bagian timur dan bagian barat wilayah Indonesia.

Alfred Russel Wallace adalah seorang ahli ilmu alam berkebangsaan Inggris yang terlahir pada tahun 1823 yang telah menetapkan garis pembatas ini. Kehidupan masa kecilnya ia menyukai bacaan dan ilmu pengetahuan. Dan setelah Wallace meningkat Remaja dia memutuskan dan memusatkan perhatiannya pada kehidupan hewan. Dia mempelopori penyelidikan secara modern tentang geografi hewan yang lebih dikenal dengan animal geography. Beberapa tahun kemudian ia mengungkapkan perlu adanya garis khayal karena ini penting untuk memisahkan dunia hewan Asia dengan Australia.

Di Indonesia A R Wallace menetapkan garis Wallacenya yaitu garis yang membujur melewati selat Lombok, Selat Makasar, Laut Mindoro ke Taiwan. Disebelah barat garis Wallace faunanya bersifat Asia seperti Gajkah, Badak, Harimau, Kera dan Oramng Utan. Sedang disebelah Timur faunanya bersifat Australia seperti Kangguru, Kasuari, Kiwi, dll. Banyak para ahli yang bersikap tak acuh dengan gagasan Wallace ini, namun setelah melalui perdebatan, diskusi dan penyelidikan yang dalam barulah teori Wallace ini diterima dengan baik.

Diantara catatan penting yang pernah dibuatnya ia mengatakan bahwa pentingnya garis tersebut ialah karena tidak semua jenis binatang hidup di suatu tempat walaupun satu daratan. Sebagai contoh misalnya, jenis binatang di Irian mirip dengan hewan yang ada di benua Australia walaupun daerah itu berbeda dan masih wilayah Indionesia. Alfred Russel Wallace meninggal tahun 1913 dengan meninggalkan teorinya yang bernama Garis Wallace.

Ia banyak melakukan penelitian lapangan, dimana untuk pertama kalinya dilakukan di sungai Amazon pada tahun 1846 saat ia masih berusia 23 tahun dan kemudian di Kepulauan Nusantara. Dia ketika itu mengoleksi aneka serangga dari ekspedisi Amazon. Kemudian koleksinya dia bawa pulang ke Eropa yang gandrung terhadap temuan baru dari belahan dunia lain. Koleksi serangga itu laku dijual dan modal itu menjadi titik awal penjelajahan Wallace di Nusantara. Pada perjalanan antara tahun 1848 hingga tahun 1854, Ia tiba di Singapura. Selama delapan tahun kemudian (1854 - 1862) ia menjelajah berbagai wilayah di Nusantara.

Dari penjelajahan itu, ia membukukannya ke dalam sebuah catatan yang berjudul The Malay Archipelago. Selama ekspedisinya di Nusantara, diperkirakan dia telah menempuh jarak tidak kurang dari 22.500 kilometer, melakukan 60 atau 70 kali perjalanan terpisah, dan mengumpulkan 125.660 spesimen fauna meliputi 8.050 spesimen burung, 7.500 spesimen kerangka dan tulang aneka satwa, 310 spesimen mamalia, serta 100 spesimen reptil. Selebihnya, mencapai 109.700 spesimen serangga, termasuk kupu-kupu yang paling disukainya.

Kebiasaannya mencatat perjalanan dan menyelamatkan catatan-catatan itu dengan cara mengirimkan ke Inggris melalui pos kapal-kapal dagang Eropa, termasuk ketika singgah di Pulau Ternate antara tanggal 8 Januari 1858 dan 25 Maret 1858, ketika ia terserang malaria memaksakan diri menulis surat dan mengirimkan kepada ilmuwan pujaannya, Charles Darwin di Inggris. Dalam penjelajahannya di bumi Nusantara ia menemukan sebuah garis imajiner yang membagi flora dan fauna di Indonesia menjadi dua bagian besar. Garis ini dikemudian hari dikenal sebagai Garis Wallace, dimana di satu bagiannya, bentuk flora dan faunanya masih mempunya hubungan dengan flora dan fauna dari Australia dan memiliki ciri-ciri yang sangat mirip. Sedangkan di bagian yang lainnya sangat mirip dengan flora dan fauna dari Asia.

Ia dianggap sebagai ahli terkemuka di abad ke-19 dalam bidang penyebaran spesied binatang dan kadang-kadang dikenal sebagai Bapak dari Biogeografi Evolusi, sebuah kajian tentang spesies apa, tinggal dimana dan mengapa. Ia adalah salah seorang dari pemikir revolusioner pada abad ke-19 dan memberikan banyak masukan kepada pembangunan "teori evolusi" selain juga salah seorang penemu dari "teori seleksi alam". Termasuk didalamnya adalah konsep keanekaragaman warna dalam dunia fauna, dan juga "Efek Wallace", sebuah kesimpulan tentang bagaimana seleksi alam dapat memberikan kontribusi pada keanekaragaman fauna.