Biografi Profil Biodata - Yusniar Amara menjadi salah satu penyelam andalan di Badan SAR Nasional (Basarnas). Tak hanya jiwa sosial, mental kuat sangat dibutuhkan dalam melaksanakan berbagai misi pencarian dan penyelamatan di medan paling sulit sekalipun. Perempuan yang kerap disapa Yus ini menjadi salah satu dari ribuan relawan yang ikut terjun mencari dan mengevakuasi korban pesawat AirAsia QZ8501. Sebelum bergabung dengan Basarnas, Yus merupakan atlet selam asal Aceh dan bergabung dengan Basarnas sejak 2002.
Pekerjaan yang digelutinya ini sangat bertolak belakang dengan cita-citanya sejak kecil, yakni menjadi seorang guru. Lepas dari bangku kuliah, dia mulai melamar pekerjaan yang menjadi impiannya. Di saat bersamaan, dia juga mengikuti seleksi pegawai negeri sipil untuk Basarnas. "Dua-duanya diterima dan karena sudah cinta sekali dengan Basarnas dan menyelam, saya memilih Basarnas," kata Yus, seperti dilansir BBC Indonesia.
Cita-cita menjadi guru pun tidak sepenuhnya musnah karena ia kini juga sudah menjadi instruktur selam. Dan dia menikmati kedua pekerjaannya itu. "Berbagi ilmu dengan adik-adik, mengawasi adik-adik, saya sangat menikmati," kata Yus sekaligus satu-satunya penyelam wanita yang rutin diterjunkan untuk operasi SAR. Tergabung dalam tim rescue (penyelamatan) Basarnas, Yus telah merasakan asam garam operasi SAR yang dilaksanakan Basarnas, baik itu laut, sungai maupun pegunungan.
Namun, Operasi pencarian kecelakaan AirAsia QZ8501 ini menjadi misi internasional pertamanya. "Saya dipanggil dari Banda (Aceh) untuk ke Kalimantan hari Selasa, dan kami masuk lewat Pontianak kemudian jalan darat naik mobil 16 jam," ungkap Yus. Dia dan rombongan lainnya tiba di Teluk Kumai pada Kamis (1/1) siang, dan langsung berdinas dengan menumpangi KN Purworejo menuju area evakuasi.
Menjadi penyelam untuk Badan SAR Nasional adalah soal mental. Demikian kata Yusniar Amara, yang diterjunkan untuk mencari jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501. Perempuan yang disapa Yus oleh keluarga dan teman-temannya ini pada awalnya adalah atlet selam untuk Nanggroe Aceh Darussalam, dan sejak 2002 rutin membantu operasi penyelamatan Basarnas, baik di laut, sungai, maupun di gunung.
Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi guru. Oleh karenanya, selepas bangku kuliah pada 2006, ia melamar pekerjaan untuk menjadi guru, dan juga mengikuti seleksi pegawai negeri sipil untuk Basarnas. "Dua-duanya diterima, dan karena sudah cinta sekali dengan Basarnas dan menyelam, saya memilih Basarnas," kata Yus kepada Pinta Karana dari BBC Indonesia.
Cita-cita menjadi guru pun tidak sepenuhnya musnah karena ia kini juga sudah menjadi instruktur selam. "Berbagi ilmu dengan adik-adik, mengawasi adik-adik, saya sangat menikmati," kata Yus yang juga merupakan satu-satunya penyelam wanita yang rutin diterjunkan untuk operasi SAR.
Ia tergabung dalam tim rescue (penyelamatan) Basarnas dan sudah sangat sering dilibatkan dalam berbagai operasi penyelamatan. Operasi pencarian kecelakaan AirAsia QZ8501 ini menjadi misi internasional pertamanya. "Saya dipanggil dari Banda (Aceh) untuk ke Kalimantan hari Selasa, dan kami masuk lewat Pontianak, kemudian jalan darat, naik mobil 16 jam," kata Yus. Kamis siang, ia tiba di Teluk Kumai dan langsung naik ke kapal Basarnas, KN Purworejo.