Desiré Delano Bouterse . (lahir di Domburg, 13 Oktober 1945; umur 69 tahun) adalah presiden Suriname. Ia pernah menjabat pula sebagai Instruktur Olahraga Militer, Presiden sementara dan Panglima Tentara Nasional Suriname dan ketua partai politik NDP Suriname. Dalam pemilihan presiden di Parlemen Suriname, Desiré Delano Bouterse bersama Robert Ameerali terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Suriname masa jabatan 2010-2015, setelah mengalahkan Chan Santokhi/Gregory Rusland.
Dési Bouterse adalah tokoh paling kontroversial di Suriname antara tahun 1980-an sampai 1990-an. Pada tanggal 25 Februari 1980, sersan mayor Dési Bouterse bersama 15 orang perwira militer menengah nonkomisional melakukan kudeta terhadap pemerintahan Henck Arron dan menggantikannya dengan pemerintahan dr. Henk Chin A Sen (1980 -4 Februari 1982), namun karena berselisih dengan Bouterse, maka Henk Chin A Sen mundur dari jabatan presiden dan perdana menteri Suriname.
Bouterse juga dianggap sebagai tokoh kontroversial di Suriname karena ia dianggap ikut mendalangi "Pembunuhan Desember" pada tahun 1982 dan Pembantaian Moiwana tahun 1986, namun Bouterse menolaknya dan menganggap itu adalah tanggung jawab Let. Paul Bhagwandas, komandan Batalion III di Fort Zeelandia waktu itu.
Pada tahun 1987, Ramsewak Shankar terpilih sebagai presiden Suriname mengantikan Lachmipersad Frederick Ramdat Misier (1982-1988). Bouterse dan militer kurang menyukai Ramsewak Shankar sebagai presiden baru Suriname karena ingin melakukan normalisasi hubungan bilateral dengan Belanda dan melakukan perjanjian damai dengan pemberontak "Jungle Commando" pimpinan Ronnie Brunswijk dan "Tucayana Amazonas" pimpinan Thomas Sabajo dan Alex Jubitana.
Pada tanggal 22 Desember 1990, Bouterse mundur sebagai panglima tentara karena berselisih paham dengan pemerintah. 2 hari kemudian, Komodor Ivan Graanoogst melakukan kudeta terhadap Presiden Shankar melalui telepon.
Bouterse akhirnya mundur dari jabatan panglima tentara nasional Suriname karena ada tekanan dari parlemen Suriname yang menuduh dia akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Ronald Venetiaan.
Belanda menuduh Desi Bouterse sebagai pengedar narkotika dan mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada tahun 1999. Namun Suriname tidak bisa mengekstradisinya karena ia merupakan mantan presiden. Pada tahun 2008, Bouterse bersama 24 tersangka lain pembunuhan Desember diajukan ke pengadilan, tetapi Bouterse menolak untuk hadir dalam persidangan.
Sebagai Presiden, Bouterse memerlukan untuk bekerja sama dengan baik bersama Ronnie Brunswijk - mantan musuh - atau pemimpin Jawa, Paul Slamet Somohardjo dari Aliansi Rakyat (Volksalliantie), yang telah meninggalkan pesta Front Baru sebelum pemilu. Pada tanggal 19 Juli 2010, Bouterse terpilih sebagai Presiden Suriname, dia mulai bertugas pada tanggal 12 Agustus 2010.
Menteri Perdagangan dan Industri Suriname Raymond Sapoen mengatakan kepada wartawan BBC Indonesia, Endang Nurdin bahwa ia mencalonkan diri sebagai Presiden Suriname untuk pemilihan bulan Mei dan akan melacak lebih lanjut tentang leluhurnya di Banyumas.
Ungkapan Raymond Sapoen disampaikannya dalam Bahasa Jawa. Berikut transkrip komentarnya yang diunggah situs BBC Indonesia soal keinginanya menjadi calon presiden serta informasi latar belakang pendahulunya yang berasal dari Banyumas.
"Aku yo manggon nang Suriname, nang South Amerika.
Aku anak-anak telu. Aku nduweni anak telu, wedok lanang.
Aku nduwe bojo, aku wis kawin.
Aku arepe dadi presiden seko Republik Suriname
Yo nduwen-nduweni partai politik jenenge partai Pertjajah Luhur."
Terjemahan:
"Aku ini tinggal di Suriname, Amerika Selatan.
Aku punya anak tiga, Aku punya anak tiga, perempuan maupun laki-laki.
Aku punya istri, aku sudah kawin.
Aku ingin menjadi presiden Republik Suriname.
Ya punya partai politik namanya Partai Pertjajah Luhur."
Raymond juga berkomentar soal asal-usulnya yang disebut keturunan warga Banyumas, Jawa Tengah.
"Aku ra ngerti yo. Arepe ngerti tenan aku.
Nanging nek ora nduweni kontak-kontak.
Ora nduweni sedulur neng kono. Aku ra ngerti.
Aku perlu di-onderzoek, kudu research, aku ra ngerti.
Menowo yo aku iso diguyubi nang kono.
Ora nduweni sedulur-sedulur."
Terjemahan:
"Aku tidak tahu. Pengen tahu sekali aku.
Sayangnya tidak punya kontak-kontak.
Tidak punya saudara di sana. Aku tidak tahu.
Semoga aku bisa disambut baik di sana.
Tidak ada saudara-saudara."
Komentar Raymond Sapoen dalam Bahasa Jawa juga dapat didengarkan di rekaman BBC Indonesia berikut ini: