Domenico Scala Menggantikan Presiden FIFA

Biografi Profil Biodata Domenico Scala Biography Wikipedia IndonesiaDomenico Scala lahir 1965 di Basel adalah Swiss - Italia manajer di Bio - dan industri farmasi. Scala memiliki gelar sarjana di bidang ekonomi dari University of Basel. Setelah lulus Domenico Scala bekerja di Swedia -schweizerischen perusahaan gigi Nobel Biocare yang mengkhususkan diri dalam implan gigi. Sebelumnya, dia sudah di Nestlé, Roche dan kelompok pertanian Syngenta beroperasi.

Dia berada di dewan penasihat Tufts University di Boston, fakultas gigi terbesar kedua di Amerika Utara. Sebagai pejabat sepak bola ia Mei 2012 Ketua dari FIFA Audit & Compliance Committee, yang memperhatikan membersihkan praktik bisnis Asosiasi. Pada tanggal 2 Juni 2015, diasumsikan kepemimpinan program reformasi di dalam tubuh yang mengatur sepakbola dunia.

Namanya langsung menjadi buah bibir masyarakat dunia tak lama setelah presiden FIFA, Sepp Blatter mengundurkan diri, Selasa (2/6) malam WIB. Tapi tak banyak yang tahu latar belakang sosok yang ditunjuk sementara menggantikan Blatter memimpin otoritas sepak bola dunia itu. Domenico Scala (Sebelumnya disebut dengan Domenico Sala) yang lebih dikenal sebagai pebisnis ulung. Berlatar belakang ekonomi dan keuangan, pria kelahiran 1965 ini sempat memimpin beberapa perusahaan ternama dunia.

Pada 1995-2003, lulusan INSEAD, sebuah kampus bisnis ternama di Eropa, Asia, dan Timur Tengah ini duduk di beberapa posisi penting yang membawahi bidang keuangan di Roche Holding AG. Setelah Roche Holding AG, Syngenta AG sempat "menikmati" kemampuannya dengan menempatkan Scala sebagai direktur keuangan mereka. Ia melanjutkan karier profesionalnya di Nobel Biocare Holding AG. Sepanjang 2007 hingga 2011, pria bertubuh tinggi besar ini menjabat sebagai CEO.

Dan pada 2011, hingga kini, pria yang juga meraih gelar sarjana dari Universitas Basel ini berhasil menduduki jabatan wakil presiden dan ketua komite audit di Basilea Pharmaceutica AG. Selain berbagai hal berbau profesionalitas, Scala juga masih menerima kepercayaan sebagai dewan pengawas di Universitas Tufts, Boston. Dengan latar belakang tersebut, Scala pun masih menyempatkan diri sesekali bermain sepak bola.

Hobinya bermain bola itulah yang membawanya bisa bersinggungan dengan FIFA. Meski belum diketahui sejak kapan ia bergabung dengan FIFA, namanya sempat disebut-sebut menentukan sejauh mana laporan penyelidikan Michael Garcia terkait korupsi di tubuh FIFA, harus dibahas. Latar belakang keuangan yang dimiliki Scala, kini diharapkan dapat membantu memperbaiki FIFA dari skandal korupsi yang disebut pihak jaksa Amerika Serikat sudah berlangsung lebih dari 20 tahun itu.