Sahala Sihotang, bapak dari dua orang kakak beradik Ruly Sihotang (24) dan Reni Sihotang (17), yang menjadi penumpang Hercules C-130 asal Pekanbaru, mengaku bahwa kedua anaknya tidak membayar sepeser pun untuk menumpang pesawat tersebut. "Kedua anak saya didaftarkan abangnya, Lettu Penerbang Andi Paulus Sihotang, melalui temannya yang bekerja di Lanud Pekanbaru," kata Sahala di Pekanbaru, Rabu (1/7/2015), seperti dikutip Antara.
Menurut Sahala, keluarga yang memiliki saudara bertugas di TNI boleh menggunakan fasilitas Hercules. Syaratnya, yang mendaftarkan harus yang bersangkutan. (Baca: Sejarah dan Fakta tentang Hercules C-130 TNI AU) "Harus ada rekomendasi dari keluarganya yang juga bertugas sebagai militer di situ, maka akan bisa mendapatkan fasilitas terbang gratis," ujarnya.
Hal inilah yang sering dilakukan mereka terhadap keluarganya sejak Andi bertugas di penerbangan. "Jadi, bukan kali ini saja kami naik Hercules. Anak saya, Ruly, sudah dua kali, adiknya, Reni, baru kali ini. Saya dan istri juga sudah sering," ujarnya.
Sahala mengaku nyaman selama menggunakan Hercules. Terlebih lagi, ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar tiket. "Tidak pakai tiket, cukup didaftar sebagai manifes, tidak bayar sedikit pun," katanya. Sahala bercerita, Andi menyesal telah merekomendasikan dua adiknya menggunakan pesawat Hercules. "Pak, gara-gara saya kedua adik harus meninggal," ujar Sahala menirukan ucapan anaknya.
Ruly dan Reni menumpang pesawat Hercules C-130 dari Bandara Sultan Syarif Kasim II dengan tujuan Pontianak untuk berlibur ke tempat abang kandungnya yang bertugas di Lanud Pontianak. Hercules buatan Amerika Serikat tahun 1964 itu jatuh pada pukul 11.50, setelah 2 menit lepas landas di Pangkalan Udara Soewondo, Medan. Pesawat jatuh di Jalan Jamin Ginting. Semua kru dan penumpang, yang berjumlah 113 orang, diduga tewas. - kompas.Antara