Serda Ainul Abidin, 35 tahun Lulusan Secata PK Gelombang II Kompi D Rindam Jaya tahun 2000 adalah prajurit Angkatan Darat yang bertugas di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau. Sebelumnya Ainul bertugas di Markas Arhanudse, Kubang, Kampar. Namun pertengahan September 2014 lalu, dia pindah tugas ke Kodim, Ranai.
Ainul pulang ke Pekanbaru pada 23 Juni 2015 untuk menjemput anak dan istrinya. Ia memboyong keluarganya ke tempat dia bertugas setelah mendapat fasilitas perumahan dari kesatuannya di Kodim, Ranai. Ainul membawa anak dan istrinya sekalian pulang ke Ranai menggunakan pesawat Hercules.
Namun nahas bagi Ainul dan keluarganya, pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di Medan, Sumatera Utara saat akan terbang ke Tanjung Pinang. Pesawat jatuh di Jalan Jamin Ginting dan menimpa bangunan lainnya seusai take off dari Pangkalan Udara Suwondo. Ainul berada di dalam pesawat itu bersama istri, Astutik Indah Sari (35), dan kedua anak mereka, Riski Putri Ramadani (6) dan Arif Wicaksono (3).
Suasana duka menyelimuti kediaman Serda Ainul Abidin, 35 tahun, di Jalan Nusa Indah, No 9, Kecmatan Sidomulyo Timur Pekanbaru. Suara isak tangis keluarga pecah saat mengetahui Ainul bersama istri dan dua anaknya turut menjadi korban pesawat Hercules yang jatuh di Medan, Sumatera Utara.
Raut wajah kesedihan tampak dari sudut matanya yang berlinang, sesekali Amir sesegukan saat menceritakan menjelang kepergian anak perempuannya Tri Astuti Indah Sari, 35 tahun, bersama suaminya Ainul Abidin serta dua cucunya Rizki Putri Ramadani, 9 tahun dan Muhammad Arif Wijaksono, 6 tahun.
Sementara itu rumah Kasmin (70), warga RT 5 RW 5 Dukuh Ngemplak, Kelurahan Jobokuto, Kecamatan/Kabupaten Jepara, turut mendadak ramai didatangi tetangga dan kerabat, setelah terdengar kabar putra keempat Kasmin, Serda Ainul Abidin (35), menjadi salah satu korban dalam kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Medan. Di kampungnya Ainul Abidin sosok yang baik, rajin, dan disiplin. Dulu sekolah di SMA Islam, jadi ketua OSIS dan Pramuka. Dia memang sosok pemimpin yang baik.